Gempa Ambon: Mengapa Gempa Susulan Mencapai Lebih dari Seribu Kali?
- bbc
Sejak gempa bermagnitudo 6,8 mengguncang Ambon dan sekitarnya di Provinsi Maluku pada Kamis (26/09), telah terjadi gempa susulan sebanyak lebih dari 1.000 kali.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat hingga Senin (07/10) pukul 07.00 WIB, aktivitas gempa susulan di Kairatu - Ambon sudah terjadi sebanyak 1.161 kali. Sementara aktivitas gempa susulan yang guncangannya dirasakan oleh masyarakat mencapai 123 kali.
Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menjelaskan bahwa dalam setiap peristiwa gempa kuat terjadi deformasi batuan kerak bumi yang menyebabkan pergeseran blok batuan.
"Karena blok batuan yang bergeser sangat luas, maka terjadilah ketidaksetimbangan gaya tektonik di zona tersebut. Akhirnya muncul gaya-gaya tektonik untuk mencari kesetimbangan menuju kondisi stabil," paparnya kepada wartawan BBC News Indonesia, Jerome Wirawan.
"Dalam proses mencari kesetimbangan gaya tektonik itu, terjadilah deformasi-deformasi kecil pada batuan di sekitar pusat gempa utama yang dimanifestasikan sebagai gempa susulan."
Menurutnya, gempa susulan di kawasan Ambon dan sekitarnya lazim terjadi.
"Lazimnya gempa kuat dengan magnitudo di atas 6,0 maka wajar jika terjadi aktivitas gempa susulan. Semakin besar magnitudo gempa, maka potensi gempa susulannya semakin banyak, apalagi jika ditunjang dengan kondisi batuan di wilayah tersebut yang rapuh," tuturnya.
Banyaknya aktivitas gempa bumi susulan di Kairatu - Ambon, jelas Daryono, menggambarkan karakteristik batuan di wilayah tersebut yang rapuh.
Akan tetapi, sambungnya, tren frekuensi aktivitas gempa susulan Kairatu - Ambon kini semakin mengecil, walaupun Ambon sempat diguncang gempa susulan bermagnitudo 3,0 pada pukul 10.41 WIB.