Wamena Mulai Kondusif, Komnas HAM: Jangan Sebar Informasi Provokasi

Kondisi jalur darat yang menghubungkan antara Wamena ke Mumugu di Papua
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso

VIVA – Kepala kantor Komnas HAM perwakilan Papua, Frits Ramandey meminta para pengungsi yang masih bertahan di Wamena, Jayawijaya, Jayapura, atau kota-kota lain tidak menyebarkan informasi atau kabar bernada negatif, terkait kerusuhan yang terjadi di Wamena, Senin, 23 September 2019.

Pentingnya Akses Informasi tentang Inovasi Produk Bebas Asap bagi Perokok Dewasa

Frits menilai, informasi negatif akan semakin memperkeruh keadaan. Saat ini, kondisi stabilitas keamanan di Papua, khususnya Wamena berangsur kondusif.

"Jikalau ada di antara para pengungsi mengalami insiden langsung saat kejadian, sebaiknya jangan menyebarkan informasi atau kabar yang bernada provokasi lagi, karena itu akan memunculkan sentimen baru dan dampak negatif lainnya," kata Frits dalam keterangan tertulisnya kepada wartawan, Senin, 7 Oktober 2019.

Dishub Ungkap Alasan Koridor 1 TransJakarta Blok M-Kota Bakal Ditutup

Frits menambahkan, informasi yang diberikan pengungsi sering dimanfaatkan dan diputarbalikkan kelompok tertentu. Frits khawatir, berita yang terkesan provokatif sangat berpotensi memicu kekerasan, baik kekerasan fisik, kebencian, dendam, atau sentimen-sentimen baru.

"Oleh karena itu, pemerintah kabupaten dan kota mesti mencegah kelompok-kelompok atau aktor yang berpotensi meresahkan masyarakat. Buka komunikasi dengan baik supaya warga mendapat jaminan bahwa kerusuhan tidak akan terjadi lagi," ujarnya.

Implikasi Ketergantungan pada Kecerdasan Buatan terhadap Proses Pembelajaran

Sejauh ini, pemerintah pusat melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika, serta Dinas Informasi dan Komunikasi Papua sudah memblokir dan membatasi akses internet di Papua usai kerusuhan. Sementara di sisi lain, perusahaan media sosial Facebook juga ikut mengumumkan telah menghapus ratusan laman, grup, dan akun Facebook yang bernada provokatif soal konflik di Papua, Indonesia.

Facebook mengumumkan telah menghapus ratusan akun palsu yang sebagian di antaranya diduga melancarkan gerakan terkoordinasi, untuk mendukung upaya separatisme di Papua Barat. Sebagian lainnya berlawanan dan mengkritisi pergerakan kemerdekaan tersebut.

Aktivitas Normal

Sementara itu, Kapolda Papua Inspektur Jenderal Polisi Paulus Waterpauw memastikan kondisi di Papua, khususnya di Wamena kembali berjalan normal usai kericuhan yang terjadi beberapa waktu lalu.

Paulus mengatakan, dirinya bersama bupati dan dankor Brimob Polri sudah mengelilingi kota Wamena. "Sekolah-sekolah sudah beberapa yang melayani, namun belum maksimal muridnya sehingga mereka baru bersih-bersih lingkungan. Tadi saya jumpa dengan SMA Negeri 1, SMA PGRI, tempat yang dulu yang awal mula masalah," kata Paulus kepada wartawan, Senin, 7 Oktober 2019.

Paulus menuturkan, guru-guru sudah kembali masuk sekolah dan siap melakukan aktivitas mengajar kembali. Para guru pun sudah tak ada rasa takut dan khawatir usai kericuhan tersebut. "Beberapa anak-anak yang sudah masuk juga terlihat gembira, ada yang bermain basket, duduk-duduk, cerita-cerita, baik sekali suasana kebatinannya," katanya.

Usai mengelilingi beberapa tempat, rencananya siang ini, dia akan bertemu dengan bupati, kapolres, dandim dan para tokoh lainnya guna membahas langkah-langkah selanjutnya, agar kondisi di Wamena terus membaik.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya