Kairatu Ambon Diguncang Seribuan Gempa Susulan
- Dok. BMKG
VIVA – Aktivitas gempa susulan atau aftershocks di Kairatu, Ambon masih terjadi hingga hari ini. Monitoring Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) hingga pukul 13.00 WIB, tercatat sudah terjadi sebanyak 1.120 kali gempa susulan.
Sementara itu, aktivitas gempa susulan yang guncangannya dirasakan oleh masyarakat mencapai 118 kali. Masyarakat pun perlu memahami proses terjadinya gempa susulan.
Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono mengungkapkan, dalam setiap peristiwa gempa kuat terjadi deformasi batuan kerak bumi yang menyebabkan pergeseran blok batuan. Karena blok batuan yang bergeser sangat luas, maka terjadilah ketidaksetimbangan gaya tektonik di zona tersebut.
"Akhirnya muncul gaya-gaya tektonik untuk mencari kesetimbangan menuju kondisi stabil," ujar Daryono dikutip dari keterangannya, Minggu 6 Oktober 2019.
Dalam proses mencari kesetimbangan gaya tektonik itu, lanjutnya, terjadilah deformasi-deformasi kecil pada batuan di sekitar pusat gempa utama. Hal itu lah yang dimanifestasikan sebagai gempa susulan.
Jika gempa kuat yang terjadi memicu perubahan dan peningkatan tegangan (stress) di sekitar pusat gempa. Maka rentetan gempa susulan dipastikan dapat terjadi pada kawasan yang mengalami peningkatan stress di sekitar pusat gempa utama tersebut.
"Lazimnya gempa kuat dengan magnitudo di atas 6,0 skala Richter, maka wajar jika terjadi aktivitas gempa susulan. Semakin besar magnitudo gempa, maka potensi gempa susulannya semakin banyak, apalagi jika ditunjang dengan kondisi batuan di wilayah tersebut yang rapuh," tambahnya.
Banyaknya aktivitas gempa bumi susulan di Kairatu, Ambon menggambarkan karakteristik batuan di wilayah tersebut yang rapuh (brittle). Namun, tegasnya, patut disyukuri bahwa tren frekuensi aktivitas gempa susulan Kairatu kini semakin mengecil. Harapan kita semoga gempa susulan segera berakhir dan kondisi kembali normal.
Dia pun mengimbau, warga masyarakat tetap tenang namun waspada. Bagi para pengungsi yang tempat tinggalnya masih kuat dan kokoh maka boleh kembali ke rumah serta beraktivitas seperti biasa.
"Sebaliknya bagi warga yang rumahnya sudah rusak dan membahayakan jika terjadi gempa, maka sebaiknya tidak dihuni dulu," imbaunya.
Masyarakat pun diminta tidak mudah percaya kepada berita bohong terkait prediksi gempa dan tsunami yang disebarkan pihak yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
"Pastikan masyarakat mendapatkan informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami yang valid dari sumber resmi dan berwenang, yaitu BMKG," tuturnya.