Logo BBC

Gempa Ambon, 100.000 Lebih Orang Masih Mengungsi

Warga korban gempa Maluku berada di tenda yang dibuat secara mandiri di Negeri Oma, Pulau Haruku, Maluku, Selasa (1/10/2019). Warga di kawasan tersebut menyatakan belum ada bantuan dari pemerintah pascagempa bumi magnitudo 6,8 SR yang mengguncang Pulau Am
Warga korban gempa Maluku berada di tenda yang dibuat secara mandiri di Negeri Oma, Pulau Haruku, Maluku, Selasa (1/10/2019). Warga di kawasan tersebut menyatakan belum ada bantuan dari pemerintah pascagempa bumi magnitudo 6,8 SR yang mengguncang Pulau Am
Sumber :
  • bbc

"Seng (tidak) ada yang turun tangan sampai sekarang. Relawan saja, dari pemda seng (tidak) ada."


Tenda pengungsian warga Desa Morella di Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah yang berada di bukit. Warga mengungsi secara mandiri dan belum ada bantuan dari pemerintah daerah. - BBC

Penolakan serupa juga disampaikan Siti Surialesi. Rumahnya di Negeri Liang tak bisa lagi dihuni dan semua perabotan rumah tangga hancur. Ia pun masih trauma karena setiap hari digoyang gempa.

"Setiap hari ada goncangan, kalau turun katong mau tinggal dimana? Rumah seng layak dihuni. Kalau di tenda, banyak orang jadi katong seng takut."

BPBD: sulit mendata pengungsi yang terpencar di gunung

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Maluku mencatat hingga Rabu (03/10) malam, 34 orang meninggal dan 163 jiwa luka-luka.

Adapun jumlah pengungsi mencapai 108.313 orang yang berasal dari tiga kabupaten terdampak paling parah, yakni di Kabupaten Seram Bagian Barat, Kabupaten Maluku Tengah, dan Kota Ambon.

Ketiga daerah itu, kata Pusat Pengendalian Data dan Informasi BPBD Provinsi Maluku, Herry Latuheru, dekat dengan pusat gempa.

Ia juga mengatakan, pendataan pengungsi belum valid karena lokasinya terpencar di gunung-gunung. Selain itu, hampir semua warga yang rumahnya tidak rusak, ikut mengungsi. Itu yang membuat jumlah pengungsi membludak.

"Ada dua kategori pengungsi, yang pertama mengungsi karena ketakutan dan panik dan pengungsi yang betul-betul rumahnya terkena langsung," ujar Herry Latuheru kepada BBC Indonesia.