Cerita Perantau Minang yang Masih Mau Balik Lagi ke Wamena
- VIVAnews/Aman Hasibuan
VIVA – Gelombang kepulangan perantau Minang yang menjadi korban kerusuhan di Wamena, Papua mulai berdatangan. Salah satunya sebanyak 50 perantau Minang asal Kabupaten Pesisir Selatan yang berhasil selamat dari tragedi kerusuhan itu.
Mereka sampai di Kota Padang, Kamis malam, 3 Oktober 2019 melalui pintu kedatangan Bandara Internasional Minangkabau.
Selain dari Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, beberapa perwakilan dari pihak keluarga, juga ikut menyambut kedatangan mereka. Suasana haru terlihat saat puluhan perantau ini, keluar dari pintu kedatangan.
“Alhamdulillah kita selamat dari peristiwa itu,” kata salah seorang perantau, Defrizul.
Menurut dia, dirinya berhasil selamat dari insiden kerusuhan itu, berkat adanya pertolongan dari aparat TNI. Andai personil TNI terlambat, mungkin dirinya tidak akan selamat. Pasalnya, aksi kejar-kejaran, pembakaran dan lemparan batu sudah terjadi.
“Saya ditolong tentara. Kalau tentara dari Kodim itu terlambat saja lima menit, mungkin semuanya habis, yang dipasar yang banyak korban itu. Toko saya, rumah habis terbakar,”ujar Defrizul.
Meski demikian, Defrizul yang telah berdagang sembako selama 19 tahun di Wamena mengatakan akan tetap kembali lagi ke Papua. Tentu, dengan syarat jika kondisi sudah aman dan kondusif.
Ia merasa, kehidupannya di sana sudah cukup lumayan. Putaran ekonomi di Wamena ,kata dia, cukup bagus. Pun dengan warga Papua, semuanya baik dan bisa hidup berdampingan.
Hanya saja, kerusuhan itu menurut Defrizul dilakukan oleh orang-orang yang bukan asli Wamena.
“Yang jelas, saya antar anak istri dulu pulang ke kampung halaman di Pesisir Selatan. Nanti, kalau sudah aman, saya akan kembali lagi ke sana (Wamena). Saya sudah 19 tahun disana, berdagang sembako,” tuturnya.
Warga Minang balik ke Sumbar. Andri Mardiansyah/VIVAnews
Pulang Sementara
Sebanyak 140 pengungsi kerusuhan Wamena asal Minang, Sumatra Barat memilih untuk pulang sementara dari Papua. Hal ini setelah 10 hari ditampung di beberapa tempat pengungsian di Jayapura.
Pengungsi ini dipulangkan dari Bandara Sentani dengan menggunakan pesawat Boeing 737-300 dibantu oleh Aksi Cepat Tanggap (ACT), Kamis malam 3 Oktober 2019.
Direktur Komunikasi Aksi Cepat Tanggap (ATC) Pusat, Lukman Azis menyatakan, jumlah warga Sumbar yang pulang dari Papua malam ini dan besok ada sekitar 240 orang dibagi dalam tiga penerbangan.
“Jumlah yang dipulangkan malam ini 140 orang, dan besok pagi 100 orang dengan menggunakan pesawat Garuda,” ujar Lukman di Bandara Sentani. Jayapura, 3 Oktober 2019.
Menurut dia pengungsi yang dipulangkan ke kampung halamannya itu karena masih trauma terutama anak-anak, perempuan atas insiden kerusuhan di Wamena. Selain itu, alasan keamanan dan mereka sudah tak memiliki apa-apa karena rumah dan harta bendanya terbakar habis.
“Yang kita bantu pulang mereka kondisi sakit, trauma luar biasa, anak-anak dan perempuan, ini yang jadi prioritas kita,” imbuhnya.