ACT Buka Crisis Center Tragedi Kemanusiaan Wamena
- ANTARA FOTO/Marius Wonyewun
VIVAnews - Organisasi kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) Sumatera Barat membuka posko crisis center tragedi kemanusiaan Wamena. Selain bertujuan sebagai pusat data, posko ini juga bertujuan memberikan informasi akurat kepada publik sekaligus menjadi tempat pengaduan orang hilang serta penerimaan donasi.
"Posko crisis center ini kita buka di dua titik yakni di Kantor ACT Sumbar dan Bandara Internasional Minangkabau. Di posko ini, kita akan memberikan informasi kepada publik tentang data dan situasi terkini dari Papua secara akurat. Seluruh lapisan masyarakat dapat mengunjungi dan mendapatkan informasi terkini tentang Wamena. Data-data yang crisis center ACT terima berasal dari tim yang berada di Papua saat ini. Crisis center ini digawangi oleh tim Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) dengan penguasaan bidang tertentu,” kata Kepala Cabang ACT Sumatera Barat, Zeng Wellf, Rabu, 2 Oktober 2019.
Menurut Zeng Welf, saat ini tim ACT juga sudah berada di Sentani dan sebagian lagi akan menuju Wamena. Tim tanggap darurat tersebut akan selalu mengirimkan informasi terkini ke crisis center yang ada di Padang. Tiap pagi dan sore akan ada pembaruan informasi.
"Crisis center ACT di Padang juga menjadi pusat pengaduan orang hilang atau yang menjadi korban krisis kemanusiaan di Wamena. Pihak-pihak yang nantinya merasa kehilangan keluarga di Wamena dapat menghubungi crisis center ACT. Data dari crisis center juga dapat menjadi rujukan berbagai pihak. Tiap harinya akan ada pembaruan informasi tentang pengungsi, korban, hingga eksodus yang terjadi di Papua," ujar Zeng Welf.
Selain itu, kata Zeng, crisis center ini juga menjadi tempat bagi masyarakat yang ingin berdonasi bagi warga terdampak konflik sosial. Nantinya, ACT juga akan menyalurkan bantuan itu. ACT juga akan memberikan santunan bagi korban konflik yang meninggal dunia.
"Untuk tahap pertama ini, Insya Allah kita kita memulangkan 97 orang Perantau Minang dari Sentani, Papua. Kita akan memulangkan perantau Minang ini melalui pesawat Batik Air dari Bandara Sentani," tutur Zeng Welf. (ase)