Pendataan Warga Jatim di Papua Dilakukan di Tiga Daerah Ini
- VIVA/ Fikri Halim.
VIVA – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengaku belum mengetahui secara pasti berapa jumlah warga Jatim yang merantau di Papua dan hendak pulang pascarusuh di Wamena. Pemprov kini tengah mengirim tim ke Papua untuk mendata warga Jatim di sana.
Sementara ini, pendataan akan dilakukan di Sentani, Jayapura, dan Wamena. "Saya lebih baik (menyampaikan keterangan soal data jumlah warga Jatim di Papua) setelah selesai semua (pendataan). Lebih baik setelah semua terkonfirmasi," kata Khofifah di gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jatim di Surabaya pada Senin, 30 September 2019.
Sejauh ini, lanjut Khofifah, warga Jatim yang sudah pulang dan diterima sebanyak 54 orang. Mereka diterbangkan dengan pesawat Hercules dari Wamena dan mendarat di Semarang, Jawa Tengah, pada Minggu kemarin. Empat belas orang dijemput keluarganya langsung, sementara 40 orang transit di Asrama Transito Disnaker Jatim di Surabaya.
Kebanyakan warga Jatim masih mengungsi di Papua dan menunggu giliran diterbangkan ke Jatim, berbaur bersama pendatang dari provinsi lain. Penuturan dari warga yang sudah tiba di Surabaya kemarin, jumlah pengungsi di Bandawa Wamena ribuan orang. "Tim dari BPBD, Dinas Sosial dan Bakesbangpol bergerak ke Papua," ujar Khofifah.
Di Papua, selain mendata, tim akan mengkonfirmasi berapa yang mau pulang dan berapa yang masih ingin tinggal di Papua.
"Jika mereka ingin pulang dan itu bisa memberikan rasa kondusif bagi mereka, kami menyiapkan itu. Apakah pada akhirnya mereka akan kembali atau mengambil posisi kerja di mana setelah mereka pulang, baru akan dikomunikasikan kembali," ujar Khofifah.
Diberitakan sebelumnya, kerusuhan pecah di Wamena, Papua, pada Senin, 23 September 2019, lalu. Kelompok massa menyerang dan menyasar warga pendatang. Dilaporkan memakan korban jiwa dan luka-luka, belum diterima jumlah pasti berapa jumlahnya.