Fahmi Idris Cerita Sepak Terjang Aristides Katoppo Sebagai Jurnalis
- VIVAnews/Edwin Firdaus
VIVA – Mantan Menteri Tenaga Kerja, Fahmi Idris, turut melayat jenazah wartawan senior, Aristides Katoppo, yang meninggal dunia pada Minggu siang, 29 September 2019, dalam usia 81 tahun.
Menurut Fahmi, Tides, begitu Aristides karib disapa, merupakan salah satu wartawan pemberani yang dimiliki Indonesia. Fahmi juga mengagumi integritas pendiri surat kabar harian Sinar Harapan pada 2001 itu.
“Sebagai wartawan, saya sudah sejak lama mengenal beliau. Saya lihat Bung Tides ini wartawan yang sangat menyatu dengan subjek-subjek yang diangkatnya, yang ditulisnya, terutama yang menyangkut permasalahan-permasalahan pemasyarakatan, juga permasalahan politik," kata Fahmi saat melayat Aristides di Rumah Duka RSPAD Gatot Subroto, Jakarta, Minggu malam 29 September 2019.
Politisi senior Partai Golkar itu tak hanya mengenal mendiang Tides dari profesi, melainkan juga secara pribadi. Menurutnya, Tides orang yang teguh dengan pendirian, sederhana dan tidak pernah puas dengan data yang dia peroleh, serta gigih.
“Suatu kali saya ketemu waktu itu habis sidang umum MPR yang telah selesai dalam proses amandemen. Ngobrol-ngobrol seperti biasa, dia tanya ‘bagaimana bung? Peristiwa dan kejadian di MPR, saya kebetulan waktu itu Ketua Fraksi Golkar di MPR,” ceritanya.
Kemudian, hasil diskusi mereka itu dijadikan sebuah buku. Fahmi pun mengenang percakapannya dengan Tides dari kerja sama itu.
“Jadi, dia bilang gini ‘Eh stop, stop. Kita tulis yah apa yang you omongin’. ‘Nah, boleh juga ide bagus. Begini Bung Tides, aku tulis dulu yah, setelah aku tulis nanti you koreksi.’ Dan jadilah satu buku,” ujar Fahmi seraya bercerita. Untuk diketahui, buku yang dimaksud Fahmi berjudul "Konflik Interpretasi Konstitusi".
Selain dengan Fahmi, Tides juga diketahui pernah menggarap penulisan buku bersama sejumlah tokoh lainnya. Salah satunya adalah mendiang Menteri Luar Negeri RI, Ali Alatas.
Buku yang mereka hasilkan berjudul “The Pebble in the Shoe: The Diplomatic Struggle for East Timor,” yaitu mengenai perjuangan Ali Alatas bersama tim diplomat RI saat memperjuangkan kepentingan Indonesia di forum internasional terkait masalah Timor Timur (yang kini menjadi negara Timor Leste sejak 2002). Ali menjadi penulis buku itu, yang terbit pada 2006, sementara Tides sebagai editornya.