Di Mata Sahabat, Mendiang Aristides Katoppo adalah Jurnalis Pemberani

Jenazah wartawan senior Aristides Katoppo.
Sumber :
  • VIVAnews/Eduward Ambarita

VIVA – Satu per satu kolega melayat jenazah wartawan senior, Aristides Katoppo, yang meninggal dunia pada Minggu siang, 27 September 2019, pada usia 81 tahun. Aristides, di mata kawan-kawannya, adalah seorang wartawan pemberani dan berintegritas.

Elite Gerindra Minta Pimpinan dan Dewas KPK yang Baru Tak Layani 'Doorstop' Wartawan

Mantan Menteri Tenaga Kerja Fahmi Idris termasuk tokoh yang turut mengenang kepergian pendiri munculnya kembali surat kabar harian Sinar Harapan pada 2001 itu. Ia sendiri mengenal “Bung Tides” - sapaan Aristides - saat menjadi aktivis hingga saat ini. Fahmi sendiri pernah menjadi menteri di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan juga politisi senior Golkar.

"Orangnya teguh dengan pendirian dan sederhana. Tidak pernah puasa dengan data yang dia peroleh. Dia dalami lagi, dalami lagi, dan dalami lagi," kata Fahmi saat melayat Aristides di Rumah Duka RSPAD Gatot Subroto, Jakarta, Minggu 29 September 2019.

Humas Polri Gandeng Wartawan Peringati HUT ke-73, Bikin Kegiatan yang Patut Dicontoh

Hal senada disampaikan eks wartawan senior Panda Nababan, yang mengenal Aristides sebagai atasan yang tegas. Pernah bersama-sama di Sinar Harapan, Aristides disebut selalu membekali para wartawan dengan handuk 'Good Morning dan sikat gigi'.

Saat itu, era 1970an, Panda masih sebagai wartawan di lapangan. Sementara, Aristides menjabat redaktur eksekutif.

Wartawan yang Jadi Menteri Prabowo Ini Punya Koleksi Mobil Mewah

"(Dia) guru yang paling keras. Kalau sama wartawan itu tidak ada istilah berita tidak dapat. Terus, pendidik ini, kemudian tahun 1981, kita dibredel, dari militer, Kopkamtib, penguasa, dia harus dicopot. Aristides Katoppo harus diganti. Tidak bisa lagi dia memimpin redaksi, itu tahun 81," tutur Panda.

Panda juga menuturkan Aristides merupakan seorang pendaki gunung. Dulu Aristides merupakan sahabat Soe Hok Gie. Satu yang tak bisa dilupakan Panda, Arisitides orang pemberani.

"Saya beruntung menjadi murid dia, waktu itu. Banyak penugasan diberikan ke kita, hampir enggak masuk diakal, tapi bisa dikerjakan. Karena situasi represif, rezim militer kan keras tidak boleh memuat berita yang mengkritik keluarga Cendana," kata dia.

Dia mengingatkan pengalaman sebagai wartawan di era Arisitides saat Orde Baru.

"Zaman dia, wartawan itu bawa handuk good morning sama sikat gigi. Karena pasti nginep ditangkap," ujarnya.

Pantauan VIVAnews, karangan bunga duka untuk Arisitides juga datang dari Presiden Jokowi, Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY, keluarga Abdurrahman Wahid.

Adapun para pelayat lain yang terlihat hadir: Miranda Goeltom, Andi Widjojanto dan Halida Hatta. Rencananya, penguburan Aristides dilakukan secara kremasi pada, Selasa 1 Oktober 2019.

Kendati sudah lama pensiun sebagai wartawan, Aristides pun giat membantu muncul media-media massa baru. Termasuk juga turut mendukung persiapan berdirinya VIVAnews.com  sebagai penasihat pada 2008.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya