Segmen Sesar Kairatu Jadi Pembangkit Gempa Ambon
- Dok. BMKG
VIVA – Ambon diguncang gempa bumi berkekuatan 6,5 pada Skala Richter pada Kamis, 26 September 2019. Sudah tiga hari berlalu sejak gempa itu, namun pemicu sumber guncangan berasal dari struktur sesar.
Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Daryono menganalisis wilayah Ambon dan Pulau Seram memiliki tataan teknonik yang kompleks. Ia menyebut misalnya terkait tektonik di wilayah Sesar Sorong, Sesar Buru, Sesar Tarera Aiduna, dan Seram Trough.
"Pembangkit gempa Kairatu, Haruku, Masohi, dan Ambon tentu berkaitan dengan aktifnya salah satu struktur sesar di wilayah tersebut," kata Daryono, dalam keterangannya, Minggu 29 September 2019.
Dia menjelaskan dengan merujuk salah satu karya tulis ilmiah 2016 berjudul 'Tectonic evolution of North Seram Basin, Indonesia, and its control over hydrocarbon accumulation condition’ yang ditulis Zhugang dkk.
Dari struktur sesar dalam karya tulis tersebut, tampak ada satu struktur yang diduga memiliki kaitan dengan aktivitas gempa utama Ambon.
"Struktur sesar yang dimaksud adalah kawa strike-slip fault belt atau jalur sesar mendatar kawa, karena episenter gempa utama terletak tepat di jalur sesar ini," jelas Daryono.
Kemudian, struktur sesar ini membentuk busur yang melengkung ke utara mengikuti pola busur Pulau Seram. Dari ujung barat Pulau Manipa, Pulau Seram, hingga Pulau Gorong di ujung timur, sehingga struktur sesar ini panjangnya diperkirakan sekitar 453 km.
Mekanisme sesar ini adalah sesar geser mengiri atau sinistral strike-slip. Sesar ini terbentuk karena adanya perubahaan dari gaya tekan ke gaya geser akibat pergerakan dari sistem tarera siduna strike-slip fault belt.
"Mekanisme sesar ini ternyata sesuai dengan mekanisme sumber gempa utama hasil analisis BMKG yang juga berupa sesar geser mengiri," ujar Daryono.
Dia menyebut jalur sesar mendatar ini berimpit dengan tepi selatan Pulau Seram. Di Seram barat, jalur sesar ini memotong pesisir Kecamatan Kairatu Selatan.
"Secara regional kawa strike-slip fault belt strukturnya cukup panjang, sehingga khusus di wilayah Kairatu sesar ini dapat disebut sebagai Segmen Sesar Kairatu," tuturnya.
Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB terus meng-update dampak dari gempa di wilayah Maluku, beberapa waktu yang lalu.
Berdasar laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Maluku, Minggu 29 September 2019, pukul 07.00 WIT, jumlah korban meninggal dunia sebanyak 30 orang dan luka-luka 156 orang.
Plt Kapusdatinmas BNPB, Agus Wibowo mengatakan, pendataan akan terus dilakukan oleh BPBD Provinsi Maluku, BPBD Kota Ambon, BPBD Kabupaten Seram Bagian Barat dan BPBD Kabupaten Maluku Tengah.
Dia menyampaikan, BNPB mengirimkan Tim Reaksi Cepat (TRC) untuk membantu dan mendampingi BPBD Provinsi dan Kabupaten/Kota di Maluku, agar penanganan paska bencana Gempabumi Ambon M 6,5 pada 26 September 2019 pukul 07.02 WIB dengan kedalaman 10 km dapat berlangsung dengan baik.