Warga Minang Pengungsi di Papua Minta Pulang ke Sumatera Barat

Wakil Gubernur (Wagub) Sumatera Barat, Nasrul Abit dan warga Minang di Jayapura.
Sumber :
  • Aman Hasibuan

VIVA – Wakil Gubernur (Wagub) Sumatera Barat, Nasrul Abit, melakukan pertemuan dengan seratusan warga asal Tanah Minang yang mengungsi ke Jayapura usai kerusuhan di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, pada 23 September 2019.

Tujuh Warga Meninggal Akibat Gempa M 6,1 di Sumatera Barat

Dalam pertemuan itu, Wagub mengatakan, ada dua permintaan masyarakat asal Minang ini kepada Pemerintah Sumatera Barat. Pertama, ada warga asal Minang tetap ingin tinggal di Papua. Kedua, ada yang ingin segera pulang semua ke tanah kelahiranya di Sumatera Barat.

“Pada pertemuan tadi ada dua permintaan warga kami, yang satu mereka tidak mau pulang, tapi bagaimana kehidupan mereka karena semua hartanya sudah habis. Kedua ada yang mau pulang semua, jadi saya minta mereka membuat data semua berapa yang mau tinggal di sini dan berapa yang mau pulang ke Padang,” ujar Nasrul usai mengunjungi warga Minang itu di tempat pengungsian di Sentani, Kabupaten Jayapura, Sabtu 28 September 2019.

Perintah Kapolri ke Jajaran soal Gempa Pasaman Barat Sumbar

Masalah ini, kata Nasrul, akan dibicarakan dengan Gubernur Sumbar untuk mengambil langkah-langkah untuk pemulangan warga Minang ini dan juga bagi mereka yang ingin bertahan di Papua.

“Saya tadi telah mencatat berapa warga per kabupaten yang tinggal di Papua. Saya juga akan ajak para bupati, walikota se Sumatera Barat untuk rapat bersama-sama hari Senin 30 September 2019 setelah pulang dari Papua,” katanya.

Pasca Gempa, Muncul 3 Sumber Mata Air Panas di Pasaman Sumbar

Apabila warga tersebut ingin pulang ke Padang, tentu semua administrasi kependudukannya harus diurus lebih dahulu terutama surat-surat anak-anaknya yang masih sekolah sehingga ketika melanjutkan sekolah di Padang nanti tidak kesulitan.

“Kalau kita hanya bicara saja bahwa saya akan eksodus atau saya pulang saja, tapi administrasi kependudukannya tidak diurus, ini nanti akan jadi masalah ketika mereka sudah di Padang,” katanya.

Ia mengatakan, kunjungannya ke Papua dalam rangka melihat langsung masyarakatnya yang menjadi korban rusuh Wamena, Kabupaten Jayawijaya. Ia menyebutkan ada 1.300 orang warga Sumatera Barat yang berada di Wamena. Wagub Sumatera Barat ini pun bertatap muka dan mendengarkan langsung keluhan warganya.

“Masyarakat kami banyak di Papua. Banyak permintaan yang dikeluhakan tadi dan sebagian besar ingin kembali pulang ke kampung halaman,” jelas Nasrul.

Menurut Nasrul, kedatangannya ke Papua untuk melihat dan mendengar langsung apa yang dialami warga Sumatera Barat, korban rusuh Wamena. “Kami sudah mendengar, melihat langsung warga. Ini semua agar tidak simpang siur. Kami tak ingin menerima berita hanya sepihak,” katanya

Nantinya warga Sumatera Barat di Wamena, akan didata dan ditanya satu per satu, apakah ingin kembali pulang atau ada yang mau bertahan di Jayapura atau tempat lainnya.

“Mereka ini asalnya saja dari Minang. Ada juga yang sudah lahir dan besar di Papua. Mereka warga Papua, penduduk Papua,” katanya.

Dalam kunjungannya ini, Nasrul juga telah bertemu dengan Wakapolda Papua dan juga dari pihak TNI, untuk mendengarkan langsung kejadian yang sebenarnya. “Tadi juga telah bertemu tokoh Minang dan sudah mendapatkan banyak informasi konkret semuanya. Kami akan tindak lanjuti dengan baik masalah ini,” jelasnya.

Sementara itu Ketua Ikatan Keluarga Minang di Kabupaten Jayapura, Novi Hendra, menyebutkan pengungsi asal Sumatera Barat yang tiba di Jayapura sekitar 160 orang.  Novi menyebutkan pagi tadi sudah ada yang pulang ke Padang sebanyak enam orang.

“Termasuk sembilan jenazah dan pendamping juga sudah dipulangkan ke kampung halaman di Sumbar. Pengungsi warga Sumatera Barat di Sentani berpencar, ada di Gedung Tabita 62 orang dan di rumah keluarganya,” ujarnya.

Novi berterima kasih kepada Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dengan kedatangan Wagub dan melihat warganya langsung di Papua. “Kami ingin pemerintah menyelesaikan hal ini. Banyak warga trauma dan tak mau kembali ke Papua,” katanya.

Bangunan di Pasaman Barat Sumatera Barat Rusak Parah Akibat Gempa

Pemkab Pasaman Barat Tetapkan Tanggap Darurat Gempa 14 Hari

Sebanyak tujuh warga meninggal dunia, luka ringan 50 orang, luka parah 10 orang dan 400 unit bangunan mengalami kerusakan akibat gempa yang mengguncang Pasaman Barat

img_title
VIVA.co.id
26 Februari 2022