Kebakaran Gunung Merbabu Meluas ke Zona Rehabilitasi Satwa Liar
VIVA – Kobaran api di Gunung Merbabu, Jawa Tengah, hingga saat ini masih sulit dipadamkan. Kobaran si jago merah, bahkan terus meluas hingga wilayah jalur pendakian Selo, Boyolali.
"Di Selo (Boyolali), jalur pendakian yang terbakar di pos 1 dan pos 2," terang Kepala Seksi Wilayah I Balai Taman Nasional Gunung Merbabu (BTNGMb), Nurpana Sulaksono, saat dikonfirmasi VIVAnews, Jumat 27 September 2019.
Nurpan menjelaskan, lokasi titik api saat ini terus berkobar di area Simpang Macan atau sebelum jalur pendakian pos 2, serta di perengan dan jurang Tulungan.
Terkait luas lahan yang terbakar, Nurpana menyebut makin bertambah. Ia memperkirakan, luasannya mencapai 613,58 hektare. Meliputi area di wilayah Kabupaten Magelang, Semarang dan saat ini yang masih terbakar di Kabupaten Boyolali.Â
Luasan itu masih mungkin bertambah seiring mudahnya kebakaran yang terus merembet ke lokasi lain. "Kalau potensi melebar mungkin saja," ujarnya.
Untuk area yang terbakar saat ini, merupakan zona rehabilitasi. Zona tersebut diketahui merupakan habitat satwa liar, seperti Lutung, Rek-rekan (monyet daun), rusa dan elang. Satwa endemik Gunung Merbabu yang populasinya hanya tinggal belasan ekor saja.
"Sudah ada laporan bahwa hewan-hewan tersebut sudah turun ke Zona Rimba, yang jauh dari pemukiman warga. Selain habitat hewan edemik yang terganggu, tanaman edelweis juga terpantau sudah banyak yang ikut terbakar," jelas Nurpana.
Cepatnya api melebar, akibat angin yang cukup kencang. Kondisi itu membuat api langsung melompat dan melewati sekat yang telah di buat tim pemadam di berbagai lokasi.Â
Kendala yang lain dihadapi para pemadam ialah sulitnya medan yang curam serta sulitnya pemadaman menggunakan cara manual. Terlebih tim pemadam bahkan telah cukup lama berada di atas gunung untuk menjinakkan api.Â
BTNGMb berharap, ada bantuan helikopter water bombing untuk melakukan pemadaman di Gunung Merbabu. Karena pemadaman secara manual mengalami kesulitan dan petugas juga sudah mulai kelelahan.
"Namun demikian, pengendalian kebakaran terus kami dilakukan dengan manual dan sekat bakar, dibantu dengan relawan, TNI dan Polri," beber dia. (asp)