Polisi Tangkap 200 Terduga Perusuh Aksi Demonstrasi DPR
- VIVA/M Ali Wafa
VIVA – Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian mengatakan ada perubahan pola aksi demonstrasi mahasiswa yang terjadi ada tanggal 24-25 September 2019, dari semula aksi dilakukan secara damai, namun menjelang tengah malam berujung kericuhan dan pembakaran.
Setidaknya sejumlah pos polisi, kendaraan aparat TNI-Polri, kendaraan masyarakat maupun fasilitas publik yang dibakar massa. Kapolri menengarai aksi yang semula murni dilakukan mahasiswa, justru dimanfaatkan pihak lain untuk agenda tertentu.
"Untuk agenda politik. Karena tujuannya politik, untuk menjatuhkan pemerintahan yang sah secara konstitusional ini terjadi," kata Tito dalam konferensi pers di kantor Kemenko Polhukam, Kamis, 26 September 2019.
Dari hasil investigasi aparat keamanan, saat aksi demonstrasi di Jakarta ditemukan adanya senjata tajam yang mematikan, bom molotov, pembakaran pos polisi, membakar ban, pembakaran mobil TNI dan aksi kekerasan lempar batu kepada aparat yang mengamankan aksi.
"Ini mirip kerusuhan 21-22 Mei lalu, dimulai sore hari dan berlangsung sampai malam, ini cukup sistematis ada pihak-pihak yang mengatur itu," ujarnya.
Tito menegaskan aparat keamanan berhasil mengamankan 200 orang yang diduga rusuh aksi demonstrasi 24-25 September 2019 di Gedung DPR RI. "Yang bawa bom molotov itu bukan mahasiswa. Yang ditangkap juga sebagiannya bukan mahasiswa bukan pelajar. Yang disayangkan saat ditanya isu demonya enggak paham, RUU apa enggak ngerti," tegas mantan Kapolda Metro Jaya itu. (ren)