Kemenpora Semangatkan Haornas dengan Gerakan 'Ayo Bergerak!'
VIVA – Haornas merupakan momentum untuk membangkitkan semangat Ayo Bergerak, Di Mana Saja, Kapan Saja. Semangat ini diwali dengan harapan untuk meningkatkan tingkat kebugaran jasmani masyarakat Indonesia yang baru berada di angka 24 persen. Idealnya bisa lebih dari itu.Â
Ayo Bergerak! juga menjadi langkah nyata pemerintah untuk meningkatkan tingkat partisipasi olahraga yang baru berada di kisaran 34 persen. Karena itu, Haornas menjadi momentum meningkatkan hal ini, agar olahraga menjadi massif dan menjadi kebiasaan, bahkan menjadi kebutuhan hidup.
Dengan filosofi tersebut, maka masyarakat Indonesia bisa mendapat derajat kebugaran yg tinggi. Dengan badan yang bugar dan sehat, akan berdampak terhadap produktivitas bangsa yang bisa jadi lebih baik.
Pembudayaan olahraga, sehingga menjadi kebiasaan adalah misi untuk meningkatkan partisipasi berolahraga masyarakat. Dengan banyaknya orang yang berolahraga, maka tak akan sulit mencari bibit unggul dalam dunia olahraga. Artinya, TAK? ADA PRESTASI tanpa partisipasi.Â
Haornas jadi momentum kebugaran dan prestasi. Untuk menggelorakan gerakan Ayo Olahraga dilakukan beberapa strategi, mulai dari merekrut Duta Ayo Olahraga, kemudian menstimulan dengan memberikan penghargaan kepada mereka yang berprestasi di bidang olahraga, baik yang normal maupun difabel tanpa diskriminasi. Selanjutnya, dengan memberdayakan stake holder termasuk swasta. Terakhir, memanfaatkan teknologi informasi agar masyarakat semakin menggelorakan semangat Ayo Bergerak! Ayo Olahraga!
Sejarah Haornas
1948 – Indonesia berusaha tampil di Olimpiade 1948 di London, Tapi tak diterima oleh Inggris karena Indonesia baru menjadi negara merdeka dan belum memiliki prestasi olahraga. Penyebabnya. Inggris ialah sekutu Belanda, dan Belanda menganggap beberapa karesidenan di wilayah Indonesia masih daerah jajahannya.
9-12 September 1948 – Penolakan tak menyurutkan semangat Indonesia untuk membuktikan kepada dunia bahwa Indonesia memiliki talenta-talenta olahraga yang mampu diperhitungkan di kancah dunia. Hal tersebut mendorong Persatuan Olahraga Indonesia atau PORI melaksanakan konferensi darurat dan memutuskan untuk menggelar Pekan Olahraga Nasional Pertama di Stadion Sriwedari, Solo pada 9 September 2019.Â
PON Diikuti oleh 600 atlet dari 13 kerisidenan dan 9 cabang olahraga, PON Pertama dibuka oleh Presiden Soekarno. Momentum PON pertama sukses dan menjadi bukti bahwa olahraga Indonesia mampu berbicara, serta mampu ikut serta melaksanakan peran strategis dalam revolusi kemerdekaan
9 September 1983 – Peringatan Hari Olahraga Nasional pertama kali berlangsung tanggal 9 September 1983. Dasar penetapan itu berkaitan erat dengan momen bersejarah dalam olahraga Indonesia, yakni diselenggarakannya Pekan Olahraga Nasional (PON) pertama tanggal 9-12 September 1948 di Stadion Sriwedari Solo, Jawa Tengah.
1985 – Presiden melalui Keppres nomor 67 tahun 1985 tentang Haornas menetapkan bahwa tanggal 9 September diperingati secara nasional oleh masyarakat olahraga.Â
9 September 2019 – Merupakan Hari Olahraga Nasional yang masuk tahun ke-36 Jika dihitung sejak tanggal ditetapkan.
Mengapa Kalsel Terpilih Menjadi Tuan Rumah
Haornas di tahun ini lebih untuk kembali mengingatkan masyarakat untuk menjadikan olahraga sebagai gaya hidup, selain juga diharapkan menjadi momentum penting bagi masyarakat Indonesia untuk kebangkitan prestasi olahraga. Bahkan ada sesuatu yang baru.Â
Dipilihnya Banjarmasin, Kalimantan Selatan sebagai tempat penyelenggaraan Haornas lantaran ingin mengangkat lebih banyak olahraga air. Pasalnya olahraga air di Indonesia mampu berprestasi namun masih kurang populer di masyarakat. Salah satunya adalah prestasi Juara Dunia Perahu Naga di Kejuaraan Dunia di Thailand Agustus 2019.
Masyarakat Indonesia kurang gerak. Statistik menunjukkan bila hanya 34 persen masyarakat Indonesia yang benar-benar sehat dan bugar, hingga ada potensi 3-4 tahun kedepan 66 persen masyarakat Indonesia bisa sakit.
Salah satu upaya pencegahan adalah lewat bergerak. Untuk itu, tema Haornas tahun ini adalah mengajak bergerak. Di mana saja, kapan saja. Tidak ada alasan lagi tidak ada waktu, lapangan dan hal lainnya. Karena di mana saja bisa bergerak. Ini pesan yang disampaikan ke masyarakat, agar momentum Haornas tetap terjaga.