Logo BBC

Saat Langit Merah Bikin Resah Warga Jambi

Petugas SAR Direktorat Sabhara Polda Jambi memadamkan kebakaran lahan gambut milik salah satu perusahaan di Puding, Kumpeh Ilir, Muarojambi, Jambi, Rabu (11/9/2019). - ANTARA FOTO
Petugas SAR Direktorat Sabhara Polda Jambi memadamkan kebakaran lahan gambut milik salah satu perusahaan di Puding, Kumpeh Ilir, Muarojambi, Jambi, Rabu (11/9/2019). - ANTARA FOTO
Sumber :
  • bbc

Fenomena langit merah

Kepala Subbidang Produksi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG, Siswanto, menjelaskan fenomena langit merah di Provinsi Jambi disebabkan tingginya konsentrasi partikel debu polutan berukuran sangat kecil yakni 0,7 mikrometer di atmosfer.

"Debu hasil pembakaran karhutla ada bagian yang kecil. Partikel kecil ini terbawa udara naik ke atas dan membentuk selimut atau lapisan asap di atmosfer. Kalau partikel yang menyebabkan warna merah, itu artinya ukuran diameter partikel sama dengan panjang gelombang warna merah di matahari," jelasnya.

Dari pantauan alat pengukur debu polutan milik BMKG, jelaga berukuran kecil di Provinsi Jambi sangat tinggi yakni mencapai 500 mikrogram per meter kubik. Itu artinya sangat tidak sehat atau berbahaya jika terhirup manusia. Kondisi yang sama juga terjadi di Palembang dan Pekanbaru.

"Ini menunjukkan bahwa kabut asap yang dihasilkan karhutla itu membahayakan bagi kesehatan warga," tukasnya.

"Karena itu imbauan BMKG, warga kalau bisa tetap memakai masker selama di luar ruangan. Baik lagi kalau maskernya terbuat dari bahan material nano. Karena ini kalau sudah merah kehitaman, artinya partikel debu polutan sudah bercampur antara partikel kasar dan halus."

Namun demikian, ia mewanti-wanti, tanda udara lebih parah jika warnanya terlihat hitam kelabu.

"Itu bikin orang langsung sesak napas. Artinya akumulasi polutan konsentrasinya sudah sangat meningkat."