Logo BBC

Saat Langit Merah Bikin Resah Warga Jambi

Petugas SAR Direktorat Sabhara Polda Jambi memadamkan kebakaran lahan gambut milik salah satu perusahaan di Puding, Kumpeh Ilir, Muarojambi, Jambi, Rabu (11/9/2019). - ANTARA FOTO
Petugas SAR Direktorat Sabhara Polda Jambi memadamkan kebakaran lahan gambut milik salah satu perusahaan di Puding, Kumpeh Ilir, Muarojambi, Jambi, Rabu (11/9/2019). - ANTARA FOTO
Sumber :
  • bbc

"Ini lantai rumah hitam, kaki jadi hitam. Makanya saya harus sering mungkin bersih-bersih atau debu menempel di lantai. Kotor lah."

Karena tak punya pembersih udara maupun AC di rumah, Dewi sekeluarga sampai harus memakai masker di dalam rumah. Ia tak mau Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) memperparah kondisi anggota keluarganya.

"Kami cuma ada kipas, tapi itu tidak pengaruh. Makanya sesak. Anak sulung saya kena ISPA dua minggu lalu. Sampai sekarang belum hilang batuknya."

Teguh Arianto, warga di Desa Solok, Kecamatan Kumpeh Ulu, Kabupaten Muaro Jambi, mulai jengkel dengan kondisi udara yang tak kunjung membaik, karena dua anaknya yang berusia lima dan sepuluh tahun kena ISPA. Batuk anak-anaknya tak kunjung hilang meski sudah dibawa ke puskesmas, kata Teguh.

"Sesak udara ini kalau dihirup. Banyak debu berterbangan terbawa angin. Saya kan tidak punya AC atau pembersih udara."

Sepanjang ingatan Teguh yang lahir di Kabupaten Muaro Jambi, dampak kebakaran hutan dan lahan tahun ini sama persis seperti empat tahun silam.

"Kalau dulu itu, langit juga merah ditambah karhutla sebabkan asap. Jadi kondisi buruk begini terjadi selama dua bulan."

"Kami berharap asap ini segera hilang dengan adanya hujan. Kalau secara agama, kami sudah melakukan salat Istikharah," ujarnya.