Logo BBC

Saat Langit Merah Bikin Resah Warga Jambi

Petugas SAR Direktorat Sabhara Polda Jambi memadamkan kebakaran lahan gambut milik salah satu perusahaan di Puding, Kumpeh Ilir, Muarojambi, Jambi, Rabu (11/9/2019). - ANTARA FOTO
Petugas SAR Direktorat Sabhara Polda Jambi memadamkan kebakaran lahan gambut milik salah satu perusahaan di Puding, Kumpeh Ilir, Muarojambi, Jambi, Rabu (11/9/2019). - ANTARA FOTO
Sumber :
  • bbc

Sejak memasuki bulan September, warga di Provinsi Jambi dikurung pekatnya asap kebakaran lahan dan hutan. Itu terlihat dari udara sekitar yang berubah menjadi merah kehitaman.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut fenomena itu disebabkan jelaga atau partikel debu polutan berukuran sangat kecil sudah mencapai atmosfer dan sangat berbahaya jika terhirup.

Ratna Dewi, warga yang tinggal di Kelurahan Tanjung, Kabupaten Muaro Jambi, tak bisa lagi membedakan mana pagi atau malam. Keduanya tampak sama; gelap.

Ini karena matahari tak tampak, terhalang asap pekat akibat kebakaran lahan dan hutan.

"Kalau sekarang ada (kelihatan matahari) tapi samar-samar. Kalau kemarin-kemarin, tidak kelihatan matahari sama sekali," ujar Dewi saat dihubungi BBC News Indonesia, Minggu (22/09).

Sudah dua minggu pula, langit di sana berubah merah kehitaman. Jarak pandang menjadi terbatas, kata Dewi, hanya sekitar 200 meter. Karena itulah, keluarganya sudah jarang keluar rumah kecuali dalam keadaan darurat.

"Kami sudah tidak keluar rumah. Mendep (tinggal) saja di rumah," katanya.

Sejak asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) mengepung Muaro Jambi, Dewi selalu menutup pintu dan jendela. Tapi asap menyelinap dari sela-sela ventilasi sehingga membekas hitam di lantai.