Kabut Asap Indonesia Lagi-lagi Jadi Berita Mendunia
- VIVAnews/Andri Mardiansyah
VIVA – Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang menyebabkan pencemaran udara berupa kabut asap kini kembali menghantui Sumatera dan Kalimantan. Tak hanya itu, wilayah Malaysia dan sebagian Singapura juga dilaporkan terdampak.
Saat ini, aktivitas masyarakat di wilayah terdampak terganggu. Dikhawatirkan, kabut asap juga bisa menyebabkan infeksi saluran pernapasan sehingga sekolah dan sejumlah kantor terpaksa diliburkan.
Bencana kabut asap yang kembali terjadi di Indonesia ini menjadi masalah yang harus segera ditanggulangi. Sejumlah kalangan juga mengkritik pemerintah pusat maupun daerah yang dianggap kurang preventif dan sigap dalam penanganannya.
Kabut asap ini juga menjadi perhatian dunia internasional. Terbukti sejumlah outlet media juga mengangkat pemberitaan mengenai kabut asap di Indonesia dan Malaysia dalam beberapa hari terakhir.
Laman BBC sudah beberapa kali memberitakan hal tersebut dalam beberapa hari terakhir. BBC mengangkat bahwa titik api ada di Sabah dan Sarawak, Malaysia dan di sebagian Kalimantan serta Sumatera khususnya Riau. Mulai Januari hingga Agustus 2019, ada sekitar 328.724 hektare lahan yang terbakar di Indonesia menurut keterangan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Titik api menjadi kebakaran pada Juli dan diperkirakan hingga Oktober mendatang lantaran masih musim kemarau. Kabut asap Indonesia dan Malaysia bukan kali ini saja terjadi. Per satu atau dua tahun, bencana yang sarat andil manusia ini terus jadi problem.
Sementara itu, Channel News Asia memberitakan diliburkannya sekolah-sekolah di wilayah Kalimantan akibat adanya kabut asap yang bisa membahayakan kesehatan. Indeks udara di Palangkaraya, Kalimantan Tengah menyentuh level API hingga 500 yang artinya berbahaya.
The Guardian memberitakan menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup RI yang sempat menyalahkan Malaysia atas kabut asap yang terjadi. Diketahui memang ada titik api di Sabah dan Sarawak.
Ratusan sekolah di Sarawak dan wilayah Malaysia lainnya juga sempat diliburkan. Menteri KLHK Indonesia Siti Nurbaya berjanji akan menangani kabut asap akibat karhula dari wilayah Indonesia.
Outlet Bangkok Post juga telah menyoroti kabut asap yang terjadi di Indonesia. Pemerintah Indonesia juga disebutkan tengah memproses 30 perusahaan yang diduga kuat berkaitan dengan pembakaran hutan yang sebagian kepemilikannya oleh pengusaha Malaysia dan Singapura.
Kabut asap hingga Senin, 16 September 2019 disebut malah makin menebal. Masyarakat khususnya di Riau dan sebagian wilayah Kalimantan diimbau tak keluar rumah bila tak ada aktivitas yang mendesak.