Agus Rahardjo: Isu Taliban untuk Mendiskreditkan KPK

Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Agus Rahardjo
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

VIVA – Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Agus Rahardjo mempertanyakan istilah polisi taliban di lembaga yang ia pimpin. Agus siap mengundang semua pihak untuk datang dan membuktikan isu tersebut.

Pakai Jubah Bebaskan Perempuan Afghanistan, Atlet Ini Didiskualifikasi dari Olimpiade 2024

"Kami undang mereka semua untuk melakukan penelitian," kata Agus di gedung KPK, Jakarta, Senin 16 September 2016.

Agus meyatakan, isu taliban hanya upaya untuk menjatuhkan KPK. Ia berharap tuduhan yang disampaikan tersebut merupakan hasil penelitian yang mempunyai dasar.

Nawawi Pomolango Sindir DPR Revisi UU KPK: Menarik, Tiap Ganti Pemimpin Aturan Diubah

"Kami mengharapkan orang melakukan penelitian melalui KPK. Sama sekali isu itu tujuannya untuk mendiskreditkan KPK," ujarnya menegaskan.

Menurutnya, KPK selama ini terbuka kepada berbagai pihak yang melakukan penelitian. Kata dia, hasil penelitian tersebut bisa dilihat oleh masyarakat.

Fakta Tragis Polwan Bakar Suami, Keterlibatan India dalam Perang Genosida

"Jadi, silahkan kalau mau melakukan penelitian. Saya setuju orang orang dan profesor-profesor yang sudah bekerjasama dengan KPK, mereka tau dalamnya KPK, seperti Prof Syamsudin Haris dari LIPI," jelasnya.

Dia menegaskan jika punya pengalaman bekerja di KPK maka tahu aktivitas positif di KPK.

"Karena kerja di sini dia tahu, enggak ada itu. Kita itu hari jumat ada yang jumatan di sini, kemudian ada juga di lantai 3 kebaktian. Jadi di mana talibannya," ujar Agus.

Bahkan, ia meminta orang menuduh ada taliban di KPK untuk membaca surat pengunduran diri Wakil Ketua KPK Saut Situmorang. "Kalau kamu lihat surat Pak Saut apa itu cermin taliban, sama sekali jauh. Kami undang mereka untuk melakukan penelitian di KPK," tuturnya.

Sebelumnya, isu polisi taliban mencuat usai disuarakan Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane. Ia bicara soal adanya persaingan polisi Taliban dengan polisi India di KPK.

Isu ini mencuat sebelum pembentukan Panitia Seleksi Calon pimpinan KPK periode 2019-2023. Neta menyebut bila polisi Taliban bagian dari kubu penyidik Novel Baswedan.

"Sekarang berkembang isu di dalam KPK. Katanya ada polisi India dan ada polisi Taliban. Ini kan berbahaya. Taliban siapa? Kubu Novel (penyidik senior KPK, Novel Baswedan). Polisi India siapa? Kubu non-Novel," kata Neta dalam diskusi di Cikini Jakarta Pusat, Minggu, 5 Mei 2019. [mus]

Eks Pimpinan KPK Saut Situmorang, Basaria Panjaitan dan Agus Rahardjo di Dewas KPK

Eks Komisioner KPK Datangi Dewas, Bahas Pertemuan Alex Marwata dengan Eko Darmanto

Sejumlah mantan Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyambangi Gedung C1 Dewas KPK pada Kamis, 31 Oktober 2024. Dalam pertemuan eks Pimpinan KPK dengan Dewas, sa

img_title
VIVA.co.id
31 Oktober 2024