Prancis hingga China Tertarik Jadi Investor LRT Surabaya
- VIVA/ Fikri Halim.
VIVAnews - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan, sudah banyak investor yang melirik pembangunan Light Rail Transit atau LRT di Surabaya. Menurutnya, pembangunan LRT ini merupakan keinginan atau impian dari masyarakat Jawa Timur.
Soal rencana pembangunan LRT ini, dia menuturkan bahwa pihaknya sudah intensif melakukan komunikasi dengan pemerintah pusat mulai dari Kementerian Perhubungan hingga Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Studi kelayakan atau feasibility studies (FS) pun sudah dilakukan.
"Udah, ada BUMN yang sudah FS, ada juga investor Prancis, China. Pokoknya ini nanti keluar perpres (Peraturan Presiden). Insya Allah (segera dilaksanakan)," kata Khofifah ditemui di Jakarta Convention Center, Jakarta, Minggu 15 September 2019.
Dia melanjutkan, proses rancang bangun LRT ini sudah hampir selesai dibahas secara detail. Namun, dia menegaskan pihak pemda masih menunggu perpres diterbitkan.
"Kalau perpres turun insya Allah segera, ini kan pokoknya membangun komunikasi. Rancang bangun udah agak detail," katanya.
Presiden Joko Widodo, lanjut dia, juga menyampaikan harapannya agar kalkulasi pembangunan LRT di Surabaya itu bisa dihitung dengan benar dan cermat. Bagaimana pun, pembangunan tersebut dinilai bisa mendorong Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa Timur dan pada akhirnya mendukung pertumbuhan ekonomi secara nasional.
"Kan kontribusi Jawa Timur terhadap PDRB nasional tinggi. Kalau nasional 5,1 persen hari ini, Jawa Timur 5,51, jadi ini menjadi signifikan," ujarnya.
Dia pun berharap perpres terkait pembangunan LRT tersebut bisa rampung pada tahun ini. Saat ini, pemda juga telah mulai menyusun rencana pembangunan LRT tersebut.
"Menurut saya semua sudah bersinergi, rapatnya sudah melibatkan dengan banyak stakeholder gitu, jadi kalau ini detail plan selesai, perpres turun insha Allah udah langsung running well," kata dia.
Selain Prancis dan China, dia mengatakan, pihak Inggris dan Jepang juga tertarik menjadi investor dalam pembangunan LRT tersebut.
"Inggris, Prancis, China, kalau Jepang Pak Emil (wagub Jatim) kapan hari ketemu tapi belum melaporkan. Banyak investor, tapi tidak ambil semua, kadang Inggris berapa kilometer," tuturnya.