Thareq Habibie Sebut Kabar Donor Mata dari Ayahnya Hoax
- VIVAnews/Mohammad Yudha Prasetya
VIVA – Putra bungsu BJ Habibie, Thareq Kemal Habibie, membantah kabar yang menyebut bahwa dia akan segera melakukan operasi mata, setelah mendapat donor kornea dari almarhum ayahnya.
"Saya enggak ngerti, kenapa dan siapa sih yang suka buat hoax seperti itu, apa sih gunanya?" kata Thareq di rumah duka BJ Habibie, kawasan Patra, Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu 14 September 2019.
Thareq menjelaskan, penyakit diabetes yang diidapnya menyebabkan dia terserang glaukoma sejak tiga setengah tahun terakhir. Di depan awak media, dia bahkan sempat membuka penutup mata kanan yang digunakannya, hanya untuk memperlihatkan bahwa kondisi matanya baik-baik saja apabila dilihat secara kasat mata.
"Cuma kalau saya buka seperti ini, saya tidak melihat apa-apa. Cahaya pun tidak kelihatan, tapi bentuk matanya benar. Saya melihat orang tuh jadi lebih burem kalau dibuka seperti ini," ujar Thareq.
Dia menjelaskan, alasannya menggunakan penutup mata kanan adalah agar mata kirinya bisa optimal melihat objek. Sebab, apabila mata kanannya tidak ditutup, maka otaknya akan tetap merespons dan menganggap seolah mata kanan itu masih berfungsi.
"Jadi otak saya sudah terbiasa melihat dengan menggunakan satu mata. Kalau mata yang satu ini dibuka, otak masih berpikir bahwa dia masih bisa melihat, sehingga saya melihat setengahnya itu hanya kabut," kata Thareq.
Thareq menjelaskan, masalah penyakit matanya menyerang kornea atau lensa, dunia medis saat ini memang sudah memiliki bank mata yang memungkinkan proses penggantiannya. "Tapi kalau retina tidak bisa. Paling banter stem cell, tapi itu pun masih jauh," ujar Thareq.
Mengenai kabar donor mata dari almarhum ayah atau bahkan almarhumah ibunya, Thareq mengaku bahwa mereka memang sempat mendonorkannya saat masih hidup.
Namun, proses pengurusan jenazah dan suasana duka yang menyelimuti keluarga besarnya saat sang ibu atau sang ayah wafat, diakui Thareq tak memungkinkan untuk melakukan proses donor tersebut.
"Waktu Ibu saya meninggal di Jerman, karena saking buru-buru jadi belum sempat diambil," kata Thareq.
"Kalau bapak saya, setelah dinyatakan meninggal, kita langsung dibawa ke kamar jenazah, dimandikan, dan dibawa ke rumah. Terus banyak orang langsung datang berbelasungkawa. Jadi enggak mungkin," ujarnya.