Luhut : Pengusaha AS Senang Jokowi Rombak 72 UU Terkait Investasi
- VIVA/Fikri Halim
VIVA – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan bertemu dengan perwakilan asosiasi pengusaha AS di kantornya hari ini. Perkumpulan pengusaha asal negeri paman sam itu diwakili oleh Myron Brilliant yang menjabat sebagai Excecutive Vice President U.S. Chamber of Commerce.Â
Luhut mengatakan, pengusaha AS optimis  dengan kerjasama yang akan dibangun dengan Indonesia ke depannya.  Hal itu karena melihat persiapan Indonesia untuk mengubah regulasi.
"Karena saya jelaskan tadi, Presiden sudah memerintahkan untuk merevisi Undang-undang yang mungkin dari tahun 80, 90, 2000-an, itu 72 Undang-undang, menggunakan Omnibus Law," kata Luhut di kantornya, Jakarta, Jumat malam 13 September 2019.Â
Presiden Jokowi, lanjut Luhut, juga sudah memberi target kepada Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung untuk menyelesaikan revisi itu dalam waktu satu bulan ini. "Karena sudah dikerjakan sebelumnya mungkin 3 bulanan," kata dia.Â
Setelah pelantikan Joko Widodo untuk periode kedua pada Oktober ini, Luhut mengatakan revisi aturan itu akan diserahkan kepada pihak parlemen. Kepastian itu membuat pihak pengusaha AS senang.
"Mereka sangat senang mendengar itu, jadi dia bilang kalau begini 'Indonesia akan bisa compete dengan Thailand dengan Vietnam’," katanya.Â
Pada tanggal 15 Oktober nanti, Luhut menuturkan, launching kerjasama antara AS dan Indonesia akan diteken. Menurutnya, pihak AS melihat Indonesia memiliki peluang yang besar untuk ekspor ke AS.Â
"Tadi (produk yang disepakati tahap awal) sepatu, furniture, garmen, ada tekstil, ada makanan, itu enam bulan pertama," katanya.
Tak berhenti di situ, pada tahap kedua atau enam bulan selanjutnya, kerjasama akan merambah sektor otomotif atau mobil. Pada tahap ketiga, Pihak AS pun disebut tertarik masuk ke sektor kelistrikan seperti Lithium baterai yang sedang dikembangkan RI saat ini.Â
"Jadi kita akan masuk nanti Global Supply Chain. Targetnya, sekarang kalau FDI (Foreign Direct Investment) ini dari AS kan agak susah nih. Karena dia juga masih ngurusin dalam negeri. Tapi ekspor Industri yang keluar dari AS (karena perang dagang) itu hampir 200 miliar dolar lebih," ujar Luhut.
"Nah kita mau cari target nih, bisa enggak 10 atau 20 persen (US$10-20 miliar) itu kita pindahin ke Indonesia," tambahnya.