Cara Syahrul Limpo Agar Sulsel Konsisten Jadi Lumbung Beras Nasional
- ANTARA FOTO/Arnas Padda
VIVA – Mantan Gubernur Sulawesi Selatan, Syahrul Yasin Limpo masih punya perhatian di sektor pertanian untuk daerah yang pernah dipimpinnya. Dia menyebut untuk konsisten menjadi daerah lumbung pangan nasional diperlukan pembangunan sarana dan prasarana pertanian.
Syahrul mengatakan untuk urusan ini setidaknya Sulsel butuh investasi pemerintahan dalam pembangunan bendungan. Cara ini diterapkannya saat memimpin Sulsel selama dua periode.
"Untuk menjadikan Sulsel sebagai lumbung beras nasional, Sulsel butuh investasi pemerintah dalam bentuk pembangunan bendungan, saluran irigasi, embung, pembenihan, penyediaan pasokan pupuk yang terjamin volumenya dan sebagainya," kata Syahrul dalam keterangannya, Jumat, 13 September 2019.
Dia menjelaskan lumbung pangan nasional memang mesti didukung dengan pendekatan terstruktur, sistematis, dan masif seperti pembangunan infrastruktur. Selain itu, perlu ada pengembangan sektor pertanian dari perencanaan jangka pendek, menengah hingga panjang.
Menurut dia, Pemerintah Provinsi Sulsel juga harus punya zonasi wilayah untuk komoditas tertentu. Cara ini menjadi bagian jangka panjang selain pembangunan infrastruktur.
"Namun, kita juga responsif terhadap kebutuhan pasar sehingga secara jangka menengah kita meresponnya dengan pemilihan komoditas tertentu yang dibutuhkan pasar. Sementara dalam perencanaan jangka pendek kita juga merencanakan pada tataran mikro mengenai jenis tanaman," jelasnya.
Syahrul menambahkan dari pengalamannya memimpin Sulsel, ada faktor pendukung dalam sektor pertanian. Sebab, Sulsel punya ribuan tenaga penyuluh lapangan yang paham masalah bidang pertanian dan bisa mensosialisasikan ke masyarakat.
Kemudian, ia mengingatkan pula Pemprov Sulsel juga harus punya program khusus sehingga tak cuma mengandalkan kebijakan pertanian dari pemerintah pusat. Program khusus ini menurutnya juga mesti aktif disosialisasikan ke masyarakat.
Dalam program khusus ini bisa mensosialisasikan komoditas jenis tanaman pangan mulai perkebunan hingga budidaya laut termasuk rumput laut. "Semua program diturunkan ke bawah menjadi gerakan rakyat yang sifatnya masif. Pembangunan pertanian harus dilakukan secara merata di seluruh wilayah Sulsel," tutur Syahrul.
Di periode kepemimpinan Syahrul, Sulsel pernah mencatatkan pencapaian positif dengan berkontribusi di sektor pertanian, kehutanan dan perikanan. Untuk pertanian misalnya pada 2008 Sulsel memiliki luas panen sekitar 836.298 Ha yang justru meningkat menjadi 1.221.122 Ha pada 2018.
Catatan lain di era Syahrul yaitu produksi padi tahun 2008 sekitar 4 juta ton melonjak menjadi 6,2 juta ton. Begitupun produksi jagung pada 2008 dengan 1.195.691 ton menjadi 2.201.156 ton pada 2018.
"Bagi pemerintah Sulsel tidak ada pilihan lain untuk memajukan sektor pertanian selain dengan cara terstruktur, sistematis, dan masif karena pertanian menyangkut hayat hidup orang banyak," jelas Syahrul. (sah)