Ribuan Warga Berdesakan Antre Nasi Jangkrik di Masjid Sunan Kudus
- Galih Manunggal/ Kudus
VIVA – Ribuan warga berdesakan saat antre mendapatkan nasi berlauk daging yang dibungkus dengan daun jati atau dikenal dengan nasi jangkrik di Kompleks Masjid Menara, Kudus, Jawa Tengah pada Selasa pagi, 10 September 2019.
Tradisi bagi-bagi nasi jangkrik ini adalah salah satu dari rangkaian acara Tradisi Buka Luwur atau penggantian kelambu Makam Kudus, yang dilaksanakan setiap tanggal 10 Muharam. Total ada 33 ribu nasi jangkrik yang dibagikan kepada masyarakat.
Dari pantuan VIVAnews, pada barisan antrean khusus wanita, ribuan orang terlihat merangsek berusaha menembus barikade petugas keamanan yang menjaga pembagian nasi jangkrik ini. Petugas keamanan sempat kewalahan.
Kebanyakan kaum ibu ini tidak sabar, karena sudah antre lama. Mereka ingin segera mendapatkan nasi yang dipercaya memiliki berkah tersendiri bagi mereka yang memakannya.
Kondisi serupa akhirnya juga terjadi di barisan antrean pria. Aksi saling dorong tidak dapat dihindari. Mereka juga tidak sabar untuk mendapatkan nasi jangkrik. Anak muda dan orangtua saling himpit. Petugas keamanan harus bekerja eksta untuk mengamankan situasi.
Nasi jangkrik adalah nasi yang dibungkus dengan daun jati dengan lauk daging kerbau atau kambing. Lauk dalam nasi itu dimasak dengan menggunakan bumbu garam dan asam atau sering disebut bumbu jangkrik. Karenanya, nasi itu dinamakan nasi jangkrik.
Naufal, salah seorang warga yang ikut antre nasi jangkrik mengatakan, ia rela antre dan ikut berdesakan sejak pagi, karena memang sudah menjadi tradisi. Dia biasanya menyantap nasi jangkrik di lokasi bersama teman-teman.
Tetapi, bagi mereka yang ingin menikmati nasi jangkrik dapat membeli dari orang-orang yang mendapatkan lebih dari satu. Biasanya mereka menunggu di pintu keluar antrean dan rela membeli dengan harga Rp10 ribu per bungkus. Mudrikah salah satu yang menunggu untuk membeli nasi tersebut.
Ketua Yayasan Masjid Kudus, Najib Hadan mengatakan, tahun ini panitia menyembelih 14 ekor kerbau dan 84 ekor kambing. Kemudian, beras yang dimasak mencapai 15 ton. Semua bahan didapat dari sumbangan atau sedakah dari masyarakat.
"Jumlah nasi jangkrik yang kami bagikan mencapai 33 ribu bungkus. Ini kan tradisi selamatan Kanjeng Sunan Kudus. Tradisi buka luwur setiap 10 Muharam," katanya.
Tradisi bagi-bagi nasi jangkrik adalah momen yang ditunggu oleh warga Kudus. Pembagian nasi ini tentu ditujukan bagi warga yang membutuhkan. Selain sebagai sarana berbagi, tradisi bagi-bagi nasi jangkrik ini merupakan bentuk ungkapan rasa syukur kepada Allah atas rejeki berlimpah.
Laporan: Galih Manunggal/ Kudus, Jawa Tengah.