Aliansi Mahasiswa Papua: Jangan karena Alasan Rasis, Separatis Muncul
- VIVA/ Syaefullah.
VIVAnews - Aliansi Mahasiwa Papua melakukan aksi terkait masalah kondisi isu Papua yang belakangan ini terjadi. Mereka meminta seluruh bangsa Indonesia tidak mudah terprovokasi atas isu-isu terkait referendum Papua.
Untuk itu, orator aksi Markus meminta kepada masyarakat Papua dan seluruh warga tanah air agar jangan sampai terpecah belah dan tetap menjaga persatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
"Bangsa ini adalah bangsa yang terlahir dalam kebhinekaan. Jangan pemerintah diintervensi oleh oknum-oknum yang akan memecah belah bangsa ini," kata Markus saat aksi unjuk rasa di Bundaran Patung Kuda, Indosat, Jakarta Pusat, Rabu, 4 September 2019.
Markus menegaskan bahwa gerakan separatis yang menginginkan Papua melepaskan diri dari Republik Indonesia. Hal ini jelas bertentangan dengan konstitusi bangsa Indonesia.
Maka dari itu, ia meminta agar pemerintah menindak tegas pihak-pihak yang ingin mengacaukan stabilitas dan keamanan bangsa Indonesia tersebut.
"Jangan karena alasan rasisme, gerakan separatis kemudian muncul untuk memecah belah bangsa. Gerakan separatis itu sudah bertolak belakang dengan konstitusi kita," tuturnya.
Markus juga mencontohkan bagaimana nasib dari masyarakat Timor Leste yang tidak lebih baik ketika memutuskan diri untuk melepaskan diri dari wilayah Indonesia, hal itu juga tidak diinginkan oleh masyarakat Papua.
"Timor Leste sudah mencontohkan kepada kita bahwa merdeka tidak menjamin kesejahteraan seperti yang dibayangkan sebelumnya," ujarnya.