Pastikan Kompetensi, HIPMI Gelar Uji Kelayakan Calon Ketum
- VIVA/Fajar GM
VIVAnews - Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia atau HIPMI menggelar rangkaian uji kelayakan dan kepatutan terhadap calon ketua umum BPP HIPMI periode 2019-2022 pada Sabtu lalu, 31 Agustus 2019, di Financial Club, Graha Niaga, Jakarta.
Kegiatan uji kelayakan dan kepatutan ini, merupakan bagian dari rangkaian road to Musyawarah Nasional (Munas) HIPMI XVI yang harus dijalani oleh para caketum selain debat terbuka dan kuliah umum.
Hadir sebagai panelis dalam kegiatan tersebut adalah para mantan Ketua Umum HIPMI, antara lain Abdul Latief (pendiri dan ketua umum HIPMI 1972–1973), Hariyadi Sukamdani (Ketua Umum HIPMI 1998–2001), Harry Warganegara (Sekretaris Jendral HIPMI 2011–2014) dan Ridwan Mustofa (Sekretaris Jendral HIPMI 2008–2011). Adapun caketum yang diuji adalah Bagas Adhadirgha (Ketua Bidang Luar Negeri dan Pariwisata BPP Hipmi), Ajib Hamdani (Wakil Bendahara Umum BPP Hipmi), dan Mardani H Maming (Wakil Bendahara Umum BPP HIPMI dan mantan Bupati Tanah Bumbu).
Pendiri sekaligus Ketua HIPMI periode 1972–1973, Abdul Latief mengatakan, kegiatan uji kelayakan dan kepatutan tersebut sedikit demi sedikit sudah dapat menyeleksi siapa kira-kira yang akan menjadi calon pemimpin HIPMI. Dia melihat semua kandidat umumnya baik, namun tentunya setiap calon punya kelebihan masing-masing dalam bidangnya.
"Sekarang, kita tunggu saja bagaimana penampilan mereka nanti di acara buka forum para pemilih dari daerah di Munas mendatang," kata Latief dalam keterangannya kepada VIVAnews, Senin 2 September 2019.
Berbagai pembahasan telah didiskusikan oleh panelis dengan para caketum tersebut, mulai dari paparan visi dan misi, proses pembentukan organisasi yang relevan dan modern, strategi para calon dalam menggabungkan kembali tali persaudaraan antara para senior dengan anggota aktif hingga ke permasalahan perekonomian yang tengah terjadi di Indonesia.
“Saya melihat para anggota HIPMI masih belum terlalu mendalami filosofi dan cita-cita dari organisasi ini dan juga belum memahami bahwa HIPMI adalah organisasi kader," kata Latief.
Dia berharap, pengurus yang akan datang akan lebih memperhatikan program kaderisasi tersebut dan mengadakan pelatihan-pelatihannya secara intensif. Program pembangunan dan pengembangan adalah program pendidikan dan organisasi ini sebenarnya adalah organisasi pendidikan, oleh karena itu pelatihan-pelatihan kerja sangat diperlukan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan lembaga-lembaga seperti Lemhanas atau dengan lembaga-lembaga perguruan tinggi lainnya.
Fenomena pemilihan Ketua Umum HIPMI memang tidak pernah terlihat tidak seru. Hal inilah yang membuat Munas HIPMI yang digelar setiap tiga tahun sekali menjadi wadah yang selalu hangat dan menarik untuk diikuti.
Sejak organisasi ini didirikan pada 1975, tidak bisa dipungkiri bahwa Ketua Umum HIPMI adalah tokoh muda nasional yang kemudian menjadi pemimpin-pemimpin berpengaruh di bisnis dan di pemerintahan. Sebut saja beberapa nama seperti Sandiaga Uno, Erwin Aksa, Muhammad Lutfi, Hariadi Sukamdani, Sharif Cicip Sutardjo, Aburizal Bakrie, Abdul Latief, dan Bahlil Lahadalia.
Menurut rencana, Munas HIPMI XVI yang akan diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 15-18 September mendatang, akan dibuka oleh Presiden Joko Widodo dan dihadiri oleh lebih dari 2.000 pengusaha muda dari seluruh Indonesia.