Meriam Karbit, Konon Dimulai Saat Sultan Abdurahman Usir Kuntilanak
- VIVAnews/Ngadri
VIVA – Meriam karbit bentuknya panjang dan memiliki diameter bervariasi sesuai keinginan warga yang membuat meriam karbit tersebut. Proses pembuatan nya biasanya dilakukan secara gotong royong oleh warga dan membutuhkan waktu yang lama dan biaya yang cukup besar berkisar Rp3 juta hingga Rp5 juta untuk pembuatan satu meriam.
"Permainan meriam karbit ini biasanya di tepian sungai Kapuas Pontianak ketika ada hari Raya Idul Fitri. Konon kabarnya, permainan meriam karbit ini dilakukan untuk mengusir hantu Pontianak atau yang biasa disebut hantu kuntilanak", kata warga Pontianak Abdul Gani yang pernah mengikuti kelompok permainan meriam karbit kepada VIVAnews pada Jumat, 30 Agustus 2019.
Ceritanya pada tahun 1771, Sultan Abdurahman, sang pendiri kota Pontianak ingin berdakwah menyebarkan agama Islam di daerah Kalimantan Barat. Dia lalu menyusuri setiap jalur sungai di Kapuas menggunakan kapal untuk mencari tempat yang strategis.
Pada saat menyusuri sungai Kapuas, dia mendapatkan gangguan oleh mahkluk-mahkluk halus yang sering disebut dengan kuntilanak. Kemudian Sultan menembakkan meriam ke arah daratan untuk mengusir hantu-hantu tersebut.
Alhasil, gangguan dari mahkluk halus tersebut pun hilang. Sebagai tanda syukur Sultan, dia kemudian mendirikan Masjid Jami dan Kesultanan di tempat dia menembakkan meriam. Dari situlah awal mula terbentuknya Kota Pontianak.
Berdasarkan kejadian tersebut jadi awal mula permainan meriam di sungai Kapuas. Di samping untuk memperingati awal mula kota Pontianak, masyarakat juga percaya dengan membunyikan meriam akan mengusir hal-hal negatif yang dapat mengganggu. Hingga sekarang meriam karbit menjadi budaya dan kebiasaan masyarakat yang dibuat setiap tahunnya.
"Saat ini permainan meriam karbit diselenggarakan pada hari raya Idul Fitri. Biasanya pemerintah Kota Pontianak melaksanakan festival lomba meriam karbit dan ketika festival dilaksanakan antusias warga yang menonton sangat banyak. Bahkan terkadang ada wisatawan dari luar negeri sekadar ingin menyaksikan permainan meriam karbit, "ujar Gani.
Permainan meriam karbit juga sudah menjadi ikon Kota Pontianak yang menjadi permainan rakyat yang sudah membudaya turun-temurun. Meriam karbit menjadi ajang yang ditunggu-tunggu setiap tahunnya. [mus]
Â