Supraptiningsih Pulang Haji Kaki Teramputasi karena Diabetes

Jemaah haji pasangan suami dan istri Suratmin-Supratiningsih setiba di Asrama Haji Surabaya, Jawa Timur, pada Kamis malam, 29 Agustus 2019.
Sumber :
  • PPIH Debarkasi Surabaya

VIVA – Supraptiningsih (59 tahun) sedikit meringis menahan sakit kala keluar dari bus dan dinaikkan duduk di kursi roda. Petugas kemudian membawanya masuk ke Asrama Haji Surabaya, Jawa Timur, berkumpul bersama jemaah lain satu kloter. Di dekatnya, suami Supraptiningsih, Suratmin (79), setia mendampingi.

Kemenag Mulai Seleksi Maskapai untuk Transportasi Udara Jemaah Haji 2025

Suratmin dan Supraptiningsih adalah pasangan suami-istri jemaah haji asal Kabupaten Lamongan. Berangkat ke Tanah Suci, keduanya tergabung dalam kelompok terbang 79.

Semestinya, kloter itu balik ke Tanah Air pada 13 September 2019. Namun karena kondisi tertentu, Suratmin-Supraptiningsih dibawa pulang lebih dahulu bersama jemaah Kloter 37, yang tiba di Surabaya pada Kamis kemarin.

Agus Tolak Pemberian Rp300 Juta dari Denny Sumargo, Bunda Corla: Maunya Rp10 Miliar?

Pasutri sepuh itu memang pengecualian. Supraptiningsih didiagnosis menderita diabetes sejak tiba di Tanah Suci. Di sana, dia lebih sering dibantu saat beribadah haji karena gangguan kesehatan.

"Saya terharu, melihat teman-teman satu rombongan berangkat, saya tidak bisa apa-apa. Makan dibantu, sedikit-sedikit perlu dibantu," kata Supraptiningsih.

Menag Sebut Arab Saudi Siap Beri Perhatian Khusus Jemaah Haji Indonesia

Di Arab Saudi, Supraptiningsih juga menjalani perawatan medis. Lima belas hari lalu, dokter RS Arab Saudi menawarkan keputusan yang berat untuknya. Kaki kanan Supraptiningsih harus diamputasi karena digerogoti diabetes. Jika tidak akan menjalar ke organ tubuh lainnya.

Jemaah haji pasangan suami dan istri Suratmin-Supratiningsih setiba di Asrama Ha

Menerima saran amputasi, Supraptiningsih mengangguk. Dia tegar. "Tanpa pikir panjang, tanpa ada suami dan dokter yang mendampingi di rumah sakit karena tidak diperbolehkan mendampingi di rumah sakit, saya putuskan amputasi,” ujar guru SD asal Desa Dukoh RT/RW 1 Sukolilo, Sukodadi, Lamongan, itu.

Kendati dalam keterbatasan, Supraptiningsih bersyukur sudah selesai melaksanakan seluruh rukun haji, kendati belum bisa menjalankan ibadah umrah serta sunnah lainnya. Dia juga bersyukur bisa pulang dengan selamat, kembali berkumpul bersama keluarga besarnya di kampung halaman.

Menurut Sekretaris Panitia Penyelenggara Ibadah Haji Debarkasi Surabaya, Jamal, hingga Kamis malam, 29 Agustus 2019, total jemaah haji yang sudah tiba di Tanah Air sebanyak 16.992 orang. Dari jumlah itu, sebanyak 181 orang mengajukan tanazul atau mutasi kloter karena berbagai alasan, termasuk pasutri Suratmin-Supraptiningsih.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya