Menkominfo Sebut Twitter Penyebar Hoax Terbanyak dalam Kerusuhan Papua
- VIVA.co.id/Novina Putri Bestari
VIVA – Menteri Komunikasi dan Informasi Rudiantara menyebutkan, media sosial Twitter menjadi sarana penyebaran informasi palsu atau hoaks terbanyak selama tragedi kerusuhan yang terjadi di Papua dan Papua Barat.
Menurut laporan yang diterimanya sejak kerusuhan terjadi hingga saat ini, sebanyak 270 ribu URL atau kanal yang menyebarkan berita atau informasi palsu untuk memperkeruh suasana di Papua. Informasi itu tersebar di beberapa media sosial seperti, Instagram, Facebook dan Twitter.
"Paling banyak itu di Twitter, segala informasi hoaks itu tersebar di sana," katanya di Tangerang, Rabu, 28 Agustus 2019.
Adanya hal tersebut, pihak Kementerian Informasi dan Komunikasi hingga saat ini masih melakukan pembatasan jaringan data internet di wilayah Papua. Meskipun. diakui pihaknya, terdapat beberapa laporan dari para pejabat setempat yang memastikan kondisi di Papua saat ini telah kondusif.Â
"Sampai saat ini masih kita batasi, tapi untuk telepon dan SMS tetap bisa. Yang kita batasi hanya peredaran gambar atau video. Meski memang banyak laporan kalau kondisi nyata di sana sudah kondusif, kita masih tetap batasi jaringan data, karena oknum-oknum itu menyerangnya lewat dunia maya, bukan lagi dunia nyata," ujarnya.
Pihaknya juga belum dapat memastikan kapan jaringan data di wilayah tersebut dapat normal kembali. Lantaran, Kementerian Informasi dan Komunikasi harus melakukan koordinasi terlebih dahulu dengan sejumlah pihak terkait.
"Kami belum bisa memastikan, karena harus koordinasi dengan pihak-pihak atau instasi dan lembaga lain di pemerintah. Jadi, Kominfo tidak sendiri Kominfo tidak melihat hal ini, harus dibatasi enggak," ungkapnya. (ase)