Yorrys Raweyai Jelaskan Kronologi Munculnya Isu Pembubaran Banser

Politisi Partai Golkar, Yorrys Raweyai, sebelum diperiksa KPK beberapa waktu lalu.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Wahyu Putro

VIVAnews - Anggota Dewan Perwakilan Daerah Provinsi Papua, Yorrys Raweyai memberikan klarifikasi terkait isu soal pembubaran Barisan Ansor Serbaguna (Banser) di kantor GP Ansor, Jakarta Pusat, Selasa malam, 27 Agustus 2019. Yorrys mencoba menjelaskan kronologisnya.

Saat itu, pada 22 Agustus 2019, Yorrys Raweyai bersama dengan Kapolri, Jenderal Polisi Tito Karnavian dan Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto, melakukan kunjungan kerja ke Sorong dan Manokwari.

Dia menuturkan dalam pertemuan di dua tempat itu, pemerintah dan Forkompinda, lengkap dengan tokoh-tokoh masyarakat, pemuda, dan hadir pula Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan, Wiranto, menyampaikan pesan dan harapan pemerintah terhadap dinamika situasi di Papua Barat, yang berkembang begitu cepat.

"Kemudian, ada dokumen yang disampaikan tertutup oleh Pak Wali Kota (Sorong) kepada menteri mengenai aspirasi masyarakat yang berkembang pada tanggal 21. Jadi, bukan itu dibacakan di pertemuan itu, tidak ada sama sekali," ujarnya.

Namun, Yorrys tidak tahu menahu soal isi dokumen tersebut. Setelah itu, politikus Partai Golkar ini kembali ke dari Papua ke Jakarta. Pada 24 Agustus 2019, dia pun hadir dalam dialog yang dilakukan di Gado-gado Boplo Cikini, Jakarta Pusat, mengenai Papua.

"Setelah selesai, ada teman-teman pers yang menunjukkan sama saya tuntutan itu melalui WA (Whatsap). 'Apakah abang tahu atau dengar langsung ada pernyataan itu tidak?'" tuturnya.

"Saya bilang saya dapat forward itu dan saya enggak membaca isinya apa, itu saja komen saya. Dan, karena saya enggak tahu dan itu memang di-forward ke semua dan itu siapa saja dapat itu," tambahnya.

Kemudian, kata dia, besoknya tiba-tiba muncul dengan tagline di poin ketiga bahwa ada pembubaran Banser. Judul di atasnya bagus, tujuh tuntutan masyarakat Sorong pada tanggal 21. Tetapi, yang digarisbawahi mengenai poin ketiga meminta untuk pembubaran Banser.

Oknum Anggota TNI AU Lanud Silas Papare Diduga Bakar Istrinya Hingga Meninggal Dunia

"Kemudian ada nama saya di situ, sumbernya dari saya, kan kurang lebih begitu. Jadi, ini menurut saya hoaks dan saya baru pertama kali merasakan dampak daripada hoaks ini. Lantas, saya melakukan klarifikasi kepada media yang mengangkat ini. Mereka sudah mengklarifikasi," katanya.

Terkait dengan masalah ini, Yorrys pun ingin ke depannya akan membentuk gugus tugas untuk bersama-sama mengatasi persoalan semacam ini. Hal ini tidak boleh dibiarkan, jika tidak ingin berkembang luas.

Kiwil Buka Suara Usai Disebut Mantan Istri Lalai Beri Nafkah hingga Telantarkan Anak

"Masyarakat Indonesia harus bersatu dalam melawan hoaks yang terus berkembang," ujarnya.

Kepala Satuan Koordinasi Nasional (Kasatkornas) Barisan Ansor Serbaguna (Banser), Alfa Isnaini mengatakan, Yorrys telah mengklarifikasi kepada jajaran pengurus Banser Pusat, terkait masalah isu pembubaran Ormas Banser.

KKB Serang Dua Anggota Polisi Hingga Tewas, Satu Warga Sipil Terluka

"Bang Yorrys klarifikasi kepada kita bahwa apa yang muncul di berita itu, menurut dia tidak benar. Dia nerima hoax. Karena klarifikasi kepada kita sebagai anak bangsa, ya oke kita terima. Selanjutnya hati-hati bang, kira kira begitu," kata Alfa. (asp)

VIVA Militer: Satgas Yonif Raider 323 Kostrad gelar Komsos di medan operasi

Kini Giliran Warga Kampung Wuloni Jadi Sasaran Komsos Pasukan 323 Buaya Putih Kostrad di Medan Operasi Papua

Komsos Satgas TNI AD di medan operasi bertujuan membatu program kerja pemerintahan Prabowo Subianto

img_title
VIVA.co.id
24 Desember 2024