Jenderal Antam Jamin Tak Ada Teror Pimpinan KPK
- ANTARA FOTO / Aprillio Akbar
VIVA – Calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang juga Wakabareskrim, Inspektur Jenderal Antam Novambar berjanji untuk memastikan keselamatan jajarannya di lembaga antirasuah apabila terpilih menjadi pimpinan KPK.
Hal itu diungkapkannya saat menjalani tes wawancara dan uji publik oleh Pansel KPK di Sekretariat Negara, Jakarta, Selasa, 27 Agustus 2019.
Diketahui, penyidik senior KPK Novel Baswedan bahkan dua pimpinan KPK, Agus Rahardjo dan Laode M Syarif pernah mendapatkan ancaman serta teror. Hingga kini, belum ditemukan pelaku teror terhadap para pegawai KPK tersebut.
"Insya Allah (menjamin keamanannya), saya pernah di Densus. Juga di Ambon, di Bali, kemudian di BNPT, saya tahu bagaimana menjaga anggota-anggota saya. Dan saya bisa menjamin tidak akan terjadi lagi, baik dari dalam atau luar karena pemberantasan korupsi penjahatnya berduit semua. Mereka mungkin bisa bayar kepada pelaku-pelaku ini," kata Antam.
Dalam uji publik dan wawancara, Antam juga ditanyai pansel terkait tudingan dirinya pernah mengancam penyidik di depan umum sehingga sering kali menjadi catatan kelam baginya.
"Terima kasih, ini setiap hari saya ditanya wartawan. Antam Novambar sebagai peneror, Antam punya pengalaman atau catatan kelam. Saya jawab ada saatnya, sekarang saya mau jawab. Empat tahun saya bertahan tidak pernah menjawab saya bersiap untuk ini. Saya tidak pernah meneror enam Jaksa. Ini ada saksi," ujar Antam.
Pada hari ini, ada tujuh orang kandidat yang mengikuti tes wawancara dan uji publik. Sementara itu, 13 orang lainnya akan mengikuti tes secara bertahap pada Rabu 28-29 Agustus 2019.
Dalam uji publik ini, pansel dibantu oleh dua orang panelis yakni sosiolog Meutia Gani Rahman dan pakar hukum pidana Luhut Pangaribuan. Setiap capim KPK akan diberikan waktu satu jam untuk menjawab pertanyaan pansel dan panelis.
Adapun, ketujuh kandidat itu yakni, Wakil Ketua KPK Alexander Marwata, Wakabareskrim Polri Irjen Antam Novambar, dosen Sespim Polri Brigjen Bambang Sri Herwanto, karyawan BUMN Cahyo R. E Wibowo, Kapolda Sumatera Selatan Irjen Firli Bahuri, auditor BPK I Nyoman Wara, dan penasihat menteri Desa Jimmy Muhammad Rifai Gani.