UAS Dipolisikan, Quraish Shihab: Perlu Duduk Bersama

Ustaz Abdul Somad (UAS) Kunjungi MUI
Sumber :
  • VIVA/Muhamad Solihin

VIVA – Cendikiawan muslim Indonesia, Quraish Shihab mengomentari kasus yang menjerat penceramah kondang, Ustadz Abdul Somad atau UAS.

Prabowo Akui Belum Puas Manfaatkan Pasar 8 Negara Berpenduduk Muslim

Menurut dia, jika dirinya ada di posisi UAS maka ia akan meminta maaf. Meskipun tidak merasa salah sekalipun. "Meski tidak salah, tidak ada yang tersinggung saya akan minta maaf," kata Quraish usai konferensi pers soal Papua di Jakarta Pusat, Jumat 23 Agustus 2019.

Quraish menjelaskan, hendaknya masalah ini jangan sampai ke ranah hukum terlebih dahulu. Jika masih bisa duduk bersama dan dirembukkan bersama maka urusan ke polisi nomor dua.

Perbedaan Pandangan Gus Miftah dan UAS Soal Ucapan Selamat Natal Tuai Sorotan

"Saya tidak ingin persoalan ini terlalu luas. Lebih baik duduk bersama, dengan bijaksana. Itu pertemuan antara pihak-pihak yang berselisih itu hindari dahulu deh Kepolisian," ujarnya.

Dia menuturkan, memang diperlukan duduk bersama untuk mencari titik temu. Antara muslim dan umat agama lainnya dianggap bisa untuk bicara baik-baik.

5 Negara yang Melarang Perayaan Natal, Melanggar Bisa Dihukum Mati

"Perlu duduk bersama, mencari titik temu. Saya yakin bahwa muslim atau agama apapun selalu bisa bertemu. Jadi duduklah bersama, bertemu saling maaf memaafkan, saling meminta maaf," lanjutnya.

Kemudian, ia menegaskan, kasus UAS tidak bisa dibandingkan dengan kasus mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

"Mau dibandingkan tidak semua dapat dibandingkan. Ada faktor-faktor yang tidak menyertainya di sini, menyertainya di sana. Biarlah yang sudah-sudah ya sudahlah. Ahok sudah legowo, iya kan," jelasnya.

Potongan video ceramah UAS tiga tahun lalu dianggap menghina umat kristiani. Sebab, menyinggung patung salib yang disebutkan ada jin di dalamnya. Sejumlah pihak, menuntut ada permintaan maaf dari UAS.

UAS menjelaskan, bahwa dalam potongan video itu sebenarnya secara keseluruhan adalah ia menjawab pertanyaan dari jemaahnya. Saat itu, tiga tahun lalu, ia mengisi pengajian subuh di Masjid Agung An-Nur Riau.

"Saya menjelaskan tentang aqidah agama saya, di tengah komunitas umat Islam, di dalam rumah ibadah saya. Bahwa ada yang tersinggung dengan penjelasan saya. Apakah saya mesti meminta maaf?" kata UAS, usai bertemu dengan MUI, di Kantor Pusat MUI, Jalan Proklamasi, Jakarta, Rabu 21 Agustus 2019.

Ia kemudian mengutip ayat, yang artinya memiliki makna bahwa kafirlah orang yang menyatakan bahwa Allah itu tiga. Namun, penjelasan itu terkait dengan keyakinan agamanya, di dalam komunitas agama Islam.

Sementara, kata UAS, itu adalah ajaran agamanya. Maka jika penjelasan itu didengar orang lain di luar Islam, bisa saja membuat tersinggung. Namun, terkait apakah perlu meminta maaf, ia menjawab tegas dengan merujuk ajaran Islam. "Karena ajaran saya. Kalau saya minta maaf berarti ayat itu mesti dibuang," katanya. [mus]

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya