Bappenas Siapkan Kota Cerdas di Kalimantan Timur

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Bambang Brojonegoro
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

VIVAnews - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas, Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro, mengaku pihaknya akan menerapkan sistem smart city (kota cerdas) di ibu kota baru, di Provinsi Kalimantan Timur.

Kaltim Raih 3 Penghargaan di Ajang APBD Award 2024, Ini Sebabnya

“Aspeknya mencakup, Smart Mobility, Safety and Security, ada keterlibatan penduduk kota dalam pengambilan keputusan, smart energy di sini nanti menjadi bagian tugas rekan-rekan elektro untuk memperkuat transmisi,” kata Bambang usai menghadiri diskusi di Universitas Indonesia (UI) Depok, Jawa Barat pada Kamis 22 Agustus 2019.

Bambang menjelaskan, smart city, adalah kota cerdas dalam segala aspek sehingga menjadi sebuah wilayah yang berkelanjutan dan nyaman menjadi tempat tinggal bagi masyarakat. Namun demikian, Bambang menilai awal membangun perlu didukung oleh pendekatan yang pintar (smart). Mulai dari pemenuhan kebutuhan masyarakat yang paling mendasar.

Otorita IKN Usulkan Prabowo Groundbreaking Akhir Desember

“Infrastruktur awal dikerjakan, dengan pendekatan smart seperti sistem pengelola air, sampah, transportasi, maupun konsep pembangunan gedung yang didesain sesuai konsep,” ujarnya.

Bambang mengungkapkan, konsep smart city adalah smart for sustainability, yaitu sebuah strategi agar perkotaan menjadi layak huni dengan memenuhi kebutuhan masyarakat sekarang, tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi di masa depan.

Prabowo Bakal Ngantor IKN Tahun 2028, Puan: Kita Siap Saja

Selain itu, orientasi kota cerdas tidak akan terlepas dari penggunaan teknologi, apalagi ketika konsep tersebut terealisasi. Utamanya hal yang menjadi orientasi adalah, memenuhi kebutuhan dasar warga kota dalam hal administrasi.

“Jadi, ada kebutuhan dasar warga kota yang nantinya perlu dipenuhi seperti jaringan listrik, layanan administrasi yaitu KTP dan mengurus izin, ketertiban lalu lintas, menurunkan angka kriminalitas, penanggulangan bencana,” tuturnya.

Semua hal dasar itu, menjadi isu yang diatasi oleh pendekatan smart berbasis teknologi. Sementara itu, master plan akan mulai dikerjakan ketika pemerintah sudah menentukan lokasi yang dipilih sebagai ibu kota. Bambang memperkirakan, pembangunan akan selesai 2020.

Sementara itu, Presiden Direktur Honeywell Indonesia, Roy Kosasih mengatakan, teknologi smart city dapat membantu menciptakan ibu kota baru yang bersahaja dan berkelanjutan bagi lingkungan dan masyarakat serta menciptakan ekosistem yang produktif, sehingga bisa bukan saja menjadi kebanggaan nasional namun juga menjadi kota yang patut dicontoh di ASEAN.

“Teknologi yang tepat akan membawa manfaat bagi pemerintah kota,” tuturnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya