Bamsoet Usul Setengah Anggota DPR Dipilih Parpol

Politikus senior Golkar sekaligus Ketua MPR, Bambang Soesatyo.
Sumber :

VIVA – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet mengusulkan agar setengah anggota DPR dari 575 orang dipilih dari partai politik. Sementara itu, sisanya bisa dipilih langsung.

Calon Dewas KPK Heru Kreshna Tak Setuju Tersangka Korupsi Dipajang ke Publik: Itu Membunuh karakter

"Saya dorong dari 575 anggota DPR, setengahnya dipilih secara langsung. Setengahnya lagi kita beri kewenangan parpol untuk tentukan siapa yang ditaruh di sana," kata Bamsoet dalam diskusi di kawasan Proklamasi, Jakarta, Kamis 22 Agustus 2019.

Menurutnya, melalui usulannya itu, nantinya partai politik memiliki kesempatan agar kader atau tokoh parpolnya berkontribusi di parlemen. Hal ini disebabkan kondisi anggota DPR saat ini.

Polri Diminta Jerat Bandar Clandestine Laboratorium Narkoba di Bali dengan Pasal TPPU

"Jangan heran kalau di DPR yang ada orang kaya semua. Kita-kita pasti akan tersingkir, kalau kita biarkan yang ada sekarang anak bupati, orang-orang yang miliki modal kuat," ujar Bamsoet.

Ia mencontohkan, saat ini di DPR banyak anak muda yang belum banyak tahu soal ke-Indonesiaan dan sistem politik. Mereka baru pulang sekolah dari luar negeri dan dilirik partai. Sebab, partai membutuhkan orang berduit.

21 Juta Orang Indonesia Jadi Nasabah Kripto, Bamsoet Desak Pemerintah Perketat Pengawasan

"Pertimbangan utama parpol siapa caleg dan nomor berapa, daerah mana, apakah itu anggota tokoh masyarakat setempat yang miliki jaringan keluarga yang kuat, yang diharapkan jadi dukungan suara," lanjutnya.

Lalu, ia menjelaskan, saat ini anggota DPR terpilih karena modal kuat. Bukan karena kepintarannya. Bahkan, ia menuding saat ini banyak anggota DPR yang tak bisa ngomong.

"Jadi, kalau bisa dia berjalan setahun dua tahun baru berani bicara. Enggak sampai 30 persen yang bicara di publik atau aktif di panja, pansus. Selebihnya duduk, berpikir," ujar Bamsoet.

Ia menegaskan, tugas anggota DPR bicara, bukan berpikir. Kalau berpikir menjadi tugas staf ahli.

"Kalau kita biarkan sistem ini, parpol atau kader parpol yang berdarah-darah enggak mungkin masuk parlemen. Ratusan miliar diinvestasikan mengkader kader-kadernya enggak mungkin bisa lolos," kata Bamsoet.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya