Apa yang Bikin Kalteng dan Kalsel Tersingkir dari Bursa Ibu Kota Baru?
- Kementerian PUPR
VIVA – Pemerintah memutuskan ibu kota baru pindah dari Jakarta ke Kalimantan Timur. Dibandingkan kandidat lain, seperti Kalimantan Tengah, Kaltim sebetulnya tidak terlalu 'dijagokan'. Terpilihnya Kaltim setidaknya karena wilayah ini memenuhi kriteria ibu kota baru yang ditetapkan. Tetapi yang jadi pertanyaan, apa yang membuat Kalteng dan Kalsel tersingkir?
Dalam dokumen Rencana Pemindahan Ibu Kota Negara yang disusun Kementerian PPN/Bappenas, Juli 2019 lalu, disebutkan Kaltim memiliki sembilan keunggulan dibandingkan dua kandidat lain. Sementara kelemahannya hanya dua.
Adapun Kalteng dengan ibu kota Palangkaraya hanya punya lima keunggulan. Sedangkan kelemahannya lebih banyak, ada empat. Untuk Kalsel yang beribukota Banjarmasin memiliki enam keunggulan dan tiga kelemahan. Dari sini saja jelas, Kaltim yang ibu kotanya Balikpapan lebih banyak keunggulannya ketimbang dua provinsi tetangganya itu.
Keunggulan Kalteng:
Pertama, memiliki akses terhadap Bandara Tjilik Riwut (Hierarki Pengumpul Tersier).
Kedua, bebas bencana gempa bumi.
Ketiga, sebanyak 97,04 persen wilayahnya deliniasi tergolong ke dalam area yang aman dari banjir.
Keempat, tidak berbatasan langsung dengan batas negara.
Kelima, ketersediaan lahan yang luas dengan 70 persen status hutan produksi konversi (bebas konsesi) dan hutan
produksi dengan konsesi hutan alam.
Kelemahannya:
Pertama, lokasi jauh dari pelabuhan laut sekitar ±6 jam.
Kedua, ketersediaan sumber daya air tanah terbatas, hanya tersedia air sungai.
Ketiga, di sebagian besar wilayah deliniasi memiliki lapisan gambut yang rentan terhadap kebakaran hutan dan lahan
Keempat, struktur demografi relatif homogen.
Keunggulan Kalsel:
Pertama, berada tepat di tengah wilayah Indonesia berdasarkan analisis 5 garis berat.
Kedua, lokasi deliniasi dilewati oleh ALKI II di sekitar Selat Makassar.
Ketiga, berada dalam cakupan pelayanan jalan nasional.
Keempat, 70 persen wilayah deliniasi tergolong ke dalam kerawanan rendah terhadap bencana banjir.
Kelima, aman terhadap bencana gempa bumi dan kebakaran hutan
Keenam, secara historis tidak pernah terjadi konflik sosial
Kelemahannya:
Pertama, lokasi jauh dari bandara sekitar ± 6,5 jam dan jauh dari pelabuhan sekitar ± 7 jam
Kedua, ketersediaan lahan merupakan HGU perkebunan (pembebasan lahan masyarakat).
Ketiga, kualitas air permukaan yang rendah serta daya dukung air tanah yang rendah.