Cara Sumatera Barat Antisipasi Bencana
- ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi
VIVA – Sumatera Barat dikenal sebagai salah satu wilayah dengan tingkat risiko bencana yang cukup tinggi. Hampir semua jenis ancaman bencana, baik yang berskala kecil maupun besar, terus menghantui masyarakat Ranah Minang hingga saat ini.
Gempa bumi dahsyat 30 September 2009 dan tsunami di Kabupaten Kepulauan Mentawai pada 25 Oktober 2010 menjadi sejumlah bukti bahwa ranah ini memang rawan bencana. Selain merusak sarana dan prasarana, musibah itu juga menghambat perkembangan ekonomi masyarakat.
Memperkuat mitigasi secara struktural dan non struktural kini menjadi salah satu upaya Pemerintah Provinsi Sumatera Barat saat ini untuk meminimalisir dampak yang ditimbulkan. Semua elemen diminta untuk berperan aktif agar seluruh target upaya mitigasi dapat tercapai sesuai dengan baik.
"Memperkuat mitigasi secara struktural dan non-struktural. Ini salah satu upaya kita mengurangi risiko bencana. Secara struktural itu melalui pembangunan fisik, seperti tempat evakuasi dan membangun bangunan sesuai dengan standardisasi ramah gempa. Sementara non-struktural itu mencakup penguatan kelembagaan penanggulangan bencana, pendidikan dan penyebarluasan informasi,"kata Wakil Gubernur Sumatera Barat, Nasrul Abit, Kamis 22 Agustus 2019.
Meski demikian, menurut Nasrul, tanggung jawab itu tidak bisa sepenuhnya diserahkan kepada BPBD sebagai focal point dalam penanggulangan bencana. Namun, dibutuhkan sinergitas antar OPD lintas sektor.
"Masyarakat di Desa merupakan kelompok penerima dampak langsung dari bencana, sekaligus akan menjadi pelaku langsung yang akan merespons bencana. Namun, mereka belum banyak ilmu dan pengetahuan tentang bencana ini. Maka dari itu, sangat dibutuhkan sinergitas antar OPD lintas sektor,"ujar Nasrul.
Lebih lanjut, Nasrul menjelaskan Pemprov Sumbar saat ini juga bekerja sama dengan lembaga bantuan sosial kemanusiaan asal Jerman, Arbeiter Samariter Bund (ASB) di Indonesia dan Filipina.
ASB, kata Nasrul, merupakan salah satu lembaga yang memberikan perhatian tinggi terhadap peningkatan kapasitas masyarakat di Desa dalam rangka menuju ketangguhan menghadapi bencana yang berprinsip inklusi.
"Sejak 2016, ASB ini telah melakukan program peningkatan kapasitas pengurangan risiko bencana dan ketangguhan desa pesisir di Mentawai dan pesisir selatan. Nah, keberlanjutan dan pengembangan terhadap apa yang telah dicapai itu, hendaknya menjadi perhatian kita selaku mitra ABS," kata Nasrul.
Â