Marak Spekulan di Tanah Calon Ibu Kota, Pemerintah: Jangan Mimpi
- VIVA/Fikri Halim
VIVA – Setelah diumumkannya lokasi ibu kota baru akan berada di wilayah pulau Kalimantan, oleh Presiden Joko Widodo pada 16 Agustus 2019 lalu, para spekulan tanah mulai menggelar aksi berburu lahan di sekitar wilayah pemindahan ibu kota tersebut. Khususnya di wilayah Samboja, Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur.
Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional (PPN) atau Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro pun menyikapi beredarnya kabar spekulan tersebut di Samboja.
Dia mengatakan, para spekulan yang sudah mulai melaksanakan aksinya di wilayah tersebut nantinya memiliki potensi kerugian yang harus ditanggung sendiri.
"Jangan mimpi jadi spekulator deh, karena lahan yang kita gunakan lahan milik negara. Jangan main spekulasi, karena ruginya sudah ketahuan," tutur Bambang di kantornya, Jakarta, Selasa 20 Agustus 2019.
Bambang menegaskan, kerugian itu akan ditanggung, karena lokasi ibu kota baru nantinya akan berada di wilayah yang telah berada di bawah kuasa pemerintah. Sehingga, tidak akan ada lagi proses pembebasan lahan di wilayah yang nantinya ditunjuk sebagai ibu kota baru tersebut.
"Jadi, pemerintah tidak akan melakukan ganti rugi, karena membeli lahan. Tetapi, kita akan menggunakan lokasi yang memang sudah di bawah kendali pemerintah. Jadi, spekulasi ya menurut saya, nanti akan merugikan diri sendiri," tutur dia.
Meski tidak merinci secara spesifik, Bambang sebelumnya memang telah memberikan sinyal bahwa lokasi ibu kota baru nantinya akan berada di wilayah yang dekat dengan perairan Selat Makassar, yakni antara Kalimantan Timur dengan Sulawesi Barat.
Itu, karena wilayah tersebut dianggap merupakan titik paling tengah di Indonesia, di samping juga sangat minim dari potensi bencana, karena sedikitnya titik merah kerawanan bencana jika dilihat dari peta kebencanaan.
Namun, khusus untuk Sulawesi Barat, nampaknya bukan menjadi wilayah yang akan dijadikan sebagai lokasi ibu kota baru. Karena, Presiden Jokowi telah mengumumkan lokasinya akan berada di Kalimantan, meski belum spesifik menyebutkan Kalimantan Timur.
"Kita cari lokasi di tengah memang di air, di Selat Makassar, yang berada di antara Kalimantan dan Sulawesi. Nah, kita harus pikirkan, Kalimantan Timur atau Sulawesi Barat," kata dia. (asp)