Masalah Papua, PMII Minta Polisi Usut Para Provokator

Kongres PMII di Palu, Sulawesi Tengah, Senin, 15 Mei 2017. (Foto ilustrasi)
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Fajar Ginanjar Mukti.

VIVAnews - Ketua Umum Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia atau PB PMII, Agus Mulyono Herlambang, meminta masyarakat Indonesia tetap menjaga persatuan dan tak mudah terprovokasi, paska kerusuhan yang terjadi di Papua Barat.

KPK Didesak Buat Selamatkan Aset Pemkab Kutai Timur

Menurutnya, dengan terprovokasinya masyarakat akan dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tak bertanggung jawab.

"Saya mengajak seluruh masyarakat Indonesia di manapun berada, untuk tetap menjaga persatuan. Jangan mudah terprovokasi. Jangan mau diadudomba. Karena, insiden ini berpotensi dimanfaatkan oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab untuk mengganggu keutuhan NKRI," kata Agus kepada VIVAnews, Selasa 20 Agustus 2019.

LPJ PB PMII Diterima Peserta Kongres, Sidang Berjalan Kondusif

Terkait peristiwa kerusuhan di Papua Barat, Agus pun merasa prihatin. Ia menilai, kerusuhan tidak akan terjadi jika semua pihak menghadapi dengan kepada dingin.

"Kami PB PMII sangat prihatin dengan insiden ini. Mestinya, ini tidak perlu terjadi, jika masalah diatasi dengan kepala dingin. Tanpa saling menghina sesama saudara sebangsa. Tanpa melakukan kekerasan dan pengrusakan," kata Agus.

BPH PMII Beri Pernyataan Sikap Terkait Sejumlah Masalah di Kongres ke-21 di Palembang

Lebih lanjut, ia meminta, agar pihak Kepolisian mengusut oknum-oknum provokator dan menindak tegas sesuai hukum.

"Saya minta kepada pihak Kepolisian untuk mengusut oknum-oknum provokator dan menindak tegas mereka sesuai hukum. Baik pada insiden di Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya, maupun pada aksi berujung rusuh di Papua Barat dan Papua," katanya.

Sebelumnya, kerusuhan terjadi di kota Manokwari, Papua Barat, pada Senin 19 Agustus 2019. Sejumlah ruas jalan diblokir, dengan pembakaran ban oleh para massa yang diduga buntut dari kisruh yang terjadi di Malang dan Surabaya.

Sejumlah pihak sudah menyampaikan pernyataannya terkait peristiwa tersebut termasuk Presiden Jokowi. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengaku tahu jika ada ketersinggungan. Sebab itu, dia meminta sebagai saudara, sebangsa dan se-Tanah Air, yang paling baik adalah saling memaafkan.

Jokowi juga memahami bila di antara mereka emosi. Namun, menurutnya, ada hal yang lebih baik dilakukan. "Emosi itu boleh, tetapi memaafkan itu lebih baik, sabar itu juga lebih baik," kata dia.

"Dan yakinlah bahwa pemerintah akan terus menjaga kehormatan dan kesejahteraan pace mace, mama-mama yang ada di Papua dan Papua Barat," tambahnya. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya