Zakir Naik Resmi Dilarang Ceramah di Tujuh Negara Bagian di Malaysia
- ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko
VIVA – Ulama kontroversial Zakir Naik telah dilarang menyampaikan khotbah di depan umum di semua negara bagian di Malaysia. Zakir Naik telah menuai kontroversi di Malaysia lantaran ucapannya yang dianggap telah menyinggung politik rasial.
Kepala bagian komunikasi Royal Malaysia Police Asmawati Ahmad, membenarkan hal ini setelah sebuah surat edaran yang bocor dikeluarkan untuk semua kepala polisi tingkat negara bagian.
"Ya. Perintah semacam itu telah diberikan kepada semua kontingen polisi, dan ini dilakukan untuk kepentingan keamanan nasional dan untuk menjaga kerukunan ras," kata Asmawati, seperti dilansir dari The Star, Selasa 20 Agustus 2019.
Zakir telah dilarang untuk berkhotbah di tujuh negara bagian yaitu Melaka, Johor, Selangor, Penang, Kedah, Perlis dan Sarawak. Dia dilarang berbicara di depan umum setelah pernyataannya yang menyinggung ras baru-baru ini.
Ulama asal India itu juga sedang diperiksa berdasarkan Bagian 504 dari KUHP atas penghinaan yang disengaja dengan maksud untuk memprovokasi perdamaian.
Dia diduga telah membuat pernyataan kontroversial terhadap warga Hindu Malaysia dan China Malaysia dalam sebuah acara publik di Kota Baru pada 3 Agustus lalu. Akibatnya, warga Malaysia meminta Zakir untuk dideportasi kembali ke India.
Sebelumnya Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohammad mengatakan tindakan ulama kontroversial Zakir Naik melampaui batas, karena telah menyinggung politik rasial dan memicu ketegangan rasial di negara itu.
Perdana Menteri mengaku tidak yakin siapa yang memberikan status izin tinggal permanen di Malaysia kepada Zakir Naik. Tetapi terlepas dari itu, mereka yang memegang status tersebut tidak dapat berpartisipasi dalam politik.
"Seorang penceramah bisa berkhotbah, tetapi dia (Zakir Naik) tidak melakukan itu. Dia berbicara tentang mengirim orang China kembali ke China, dan orang India kembali ke India. Itu adalah politik," kata Mahathir.
Karena itu, perdana menteri mengatakan polisi harus menyelidiki apakah dia telah menyebabkan ketegangan atau tidak, yang menurutnya, jelas dia lakukan. Mahathir juga menegaskan aturan hukum akan dikenakan pada Zakir karena ia dituduh telah berkhotbah tentang politik rasial dan menimbulkan ketegangan.
"Tindakan apa pun yang akan kita ambil akan sesuai dengan hukum. Pemerintah ini menghormati aturan hukum," tegasnya.
Dalam sebuah acara keagamaan di Kota Baru, Kelantan, pada 8 Agustus lalu, Zakir menanggapi seruan untuk deportasinya dengan mengatakan bahwa orang China Malaysia harus 'kembali' terlebih dahulu karena mereka adalah 'tamu lama' di negara tersebut.
Sebelum ini, Zakir juga mengatakan umat Hindu di Malaysia lebih loyal kepada Perdana Menteri India Narendra Modi, daripada kepada Mahathir. Atas dua komentar tersebut, Zakir Naik menuai banyak kecaman dari masyarakat Malaysia.