Rusuh Papua, Massa Mengamuk di Bandara Sorong

Massa merusakan motor di parkiran Bandara Sorong, Papua Barat.
Sumber :
  • @RenataHigurashi

VIVA – Massa yang ikut menggelar unjuk rasa di Kota Sorong untuk menolak perlakuan rasisme terhadap rakyat Papua, Senin 19 Agustus 2019 melakukan pelemparan dan perusakan terhadap toko-toko dan fasilitas umum di Jalan Ahmad Yani, Sorong, Papua Barat.

ASDP Tingkatkan Konektivitas di Wilayah 3T Lewat Optimalisasi Layanan Kapal Perintis

Dari postingan di Twitter oleh akun @RenataHigurashi, terlihat massa melempari toko yang menjual ayam dengan menggunakan batu. Hampir seluruh kaca di toko penjual ayam pecah. Sebelumnya, massa melakukan aksi bakar ban.

Pemain Timnas Indonesia Ricky Kambuaya Dapat Beasiswa Penuh S2 Magister Ilmu Manajemen
>

Sementara di Bandara Sorong, Papua Barat. Massa sudah merusak beberapa motor di parkiran depan bandara. Massa juga melakukan perusakan di kantor BNI Sorong, Papua Barat. Mereka terlihat melempari ATM menggunakan batu. Akibat aksi perusakan ini, karyawan panik dan lari melindungi diri.

Satu OPM Tertembak di Sorong Papua, TNI Berhasil Kuasai Markas dan Amankan Senjata

Kejadian perusakan ini tidak berlangsung lama. Petugas keamanan dapat mengendalikan situasi dan memukul mundur agar tidak melakukan perusakan lebih parah lagi.

>

Dari pantuan, ribuan mahasiswa di Manokwari, Papua Barat, masih menggelar unjuk rasa menolak perlakuan rasisme dan kekerasan terhadap teman-teman mereka yang ada di Jawa Timur. Dalam aksi unjuk rasa ini, terdengar dengan jelas tuntutan referendum dari mahasiswa.

Selain itu, mahasiswa juga ingin seluruh pemangku kepentingan di Jawa Timur bertanggung jawab atas perlakuan tidak baik terhadap rekan mereka di Surabaya dan Malang beberapa waktu lalu. Karena itu, mereka ingin masalah ini diselesaikan oleh Amnesty Internasional.

"Apa yang terjadi saat ini solusinya hanya satu, Papua harus referendum," ujar mahasiswa dalam orasinya.

"Kami cari kebenaran, rasisme di bumi merah putih harus dihapuskan. Masalah ini harus dibawa ke Amnesty Internasional, harus dibawa ke ranah Amnesty Internasional," kata mahasiswa lagi.

Dalam orasinya, mahasiswa menyatakan perlakuan rasisme ini sangat menyakitkan masyarakat Papua. Kebenaran harus diwujudkan, dan rasa kenyamanan terhadap masyarakat Papua harus terjamin di seluruh Tanah Air.  

 

Amoye Madai, Mahasiswa Papua yang ingin jadi guru

Pemuda Asal Papua Ingin Jadi Guru Demi Selamatkan Kampungnya yang Sudah Tidak Ada Guru

Seorang mahasiswa bernama Amoye mengungkapkan alasan berkuliah karena ia ingin menjadi seorang guru, sebab di kampung halamannya sudah tidak ada lagi guru yang mengajar.

img_title
VIVA.co.id
5 September 2024