Curhatan Ibu Muda yang Bayinya Diberi Obat Alergi oleh Pengasuh

Ilustrasi bayi menangis.
Sumber :
  • vstory

VIVAnews - Mencari pengasuh anak atau biasa disebut baby sitter yang betul-betul mampu menjaga anak kita, rupanya tidak begitu mudah. Tidak jarang, banyak pengasuh anak yang menyiksa anak dari majikannya lantaran sering menangis atau rewel.

Miris Lebih 200 Anak di Lebanon Tewas Akibat Serangan Brutal Israel

Pengalaman tidak menyenangkan seperti itu juga dirasakan Vierza Belinna, ibu dengan dua anak ini mendapatkan perlakuan yang tidak baik dari pengasuh anaknya yang mana anak keduanya diberi obat alergi yakni Cetirizine. Melalui akun Instagramnya @febevierza912, ia menceritakan pengalamannya.

Berawal dari rasa curiganya setelah anaknya yakni, Great, yang masih berusia empat bulan menunjukkan perilaku aneh. Berdasarkan cerita Vierza, anak keduanya ini seringkali tertidur di jam-jam yang seharusnya ia bangun dan aktif.

10 Bayi Tewas Terpanggang dalam Kebakaran Rumah Sakit di India Utara

Setiap pulang kerja pukul 21.00 WIB, Great selalu didapati tertidur lelap. Seringkali, sang ibunda mengganggu tidur bayi mungil tersebut, namun Great tidak menunjukkan reaksi apapun dan masih terlelap.

Bahkan, setiap jam 02.00 hingga 03.00 WIB, Great juga tidak menunjukkan sikap rewel yang biasa dilakukan bayi seumurannya.

First Time Mom Pasti Relate, Influencer Ini Share Pengalaman Bedain MPASI Anak Pertama dan Kedua

"Awalnya saya enggak ada rasa curiga, cuma kok lama-lama saya aneh, kenapa anak saya tidurnya lelap banget dan gak pernah rewel di waktu-waktu yang seharusnya dia bangun buat minta susu atau enggak ganti popok," katanya kepada VIVAnews, Jumat, 16 Agustus 2019.

Kejadian yang dialami Vierza ini, membuat ia bertanya kepada pengasuh anaknya yang berinisial S. Namun, setiap ia dan suaminya bertanya soal sikap anak kedua mereka, si pengasuh selalu menjawab 'enggak papa'.

"Anak saya itu bersikap aneh sejak dua minggu terakhir dan setiap saya tanya ke pengasuh katanya enggak papa. Ya, karena saya juga sudah percaya sama dia, jadi saya gak curiga. Saya menganggap dia sudah seperti keluarga sendiri, karena dia ini baik, selama tiga bulan sama saya kerjanya bagus," katanya.

Namun, rasa curiganya kembali muncul setelah Great tiba-tiba saja muntah dan terus mengalami gejala demikian selama kurang lebih seminggu. Vierza kembali bertanya kepada si pengasuh dan kembali dijawab dengan kalimat 'engga papa, itu wajar'.

Melihat gelagat dari majikannya yang selalu bertanya akan kondisi sang anak, ternyata membuat S risih, hingga akhirnya dia meminta untuk mengundurkan diri dari pekerjaannya tersebut. Mendapat hal itu, Vierza akhirnya membiarkan si pengasuh berhenti.

"Dia minta berhenti, saya tanya alasannya kenapa, dia bilang risih ditanya terus sama saya dan suami soal keadaan anak kita. Tapi itu kan wajar, saya kalau pakai jasa day care juga begitu kok. Dan akhirnya, saya dan suami berunding dan mengizinkan dia untuk mengundurkan diri," ujarnya.

Hingga tiba-tiba, wanita yang juga bekerja di salah satu perusahaan ini menemukan keanehan pada botol susu bayinya yang mana, tercium bau anggur yang sangat menyengat. Dia pun langsung mengecek kondisi susu anaknya, tapi tidak didapati hal yang aneh.

Kendati demikian, setelah mendapati kondisi botol susu yang berbau anggur, ia dan sang suami sepakat membawa Great ke dokter. Dari hasil pemeriksaan ternyata lambung Great dipenuhi gas lantaran mengkonsumsi obat yang menyebabkan bayi tersebut muntah-muntah. Tidak lupa, ia juga menunjukkan botol susu yang berbau anggur dan hasilnya, memang susu yang diminum Great telah tercampur obat.

"Dengar hal itu saya langsung panik, saya tanya ke dokter efek ke anak saya gimana. Dan untungnya masih baik-baik saja. Dokter juga bilang jenis obat yang kemungkinan dicampur ke susu anak saya, dan saya ingat kalau saya punya obat itu. Setelah tahu hal itu, saya langsung pulang dan mencoba mempraktekkan susu yang dicampur obat itu dan ternyata memang baunya sama persis," kata Vierza.

Mendapati hal itu, ia segera berunding dengan ketua lingkungan di tempat tinggalnya kawasan Perumahan Griya Serpong Cluster Sentani, Tangerang. Dan dari hasil kesepakatan, ketua lingkungan setempat akhirnya menjemput S di kediamannya yang tidak jauh dari kawasan setempat.

Ketika itu, S tidak mengakui akan perbuatannya kepada Great, hingga akhirnya, Vierza mengajak si pengasuh untuk melakukan BAP di kepolisian setempat agar mengetahui kebenarannya.

"Pas saya ajak BAP, akhirnya dia ngaku kalau ngasih anak saya obat. Katanya supaya gak rewel kalau dia lagi kerja. Di situ saya sedih, karena saya sudah percaya sama dia tapi dia berbuat itu sama anak saya," katanya.

Pengakuan itu pun tak lantas membuat Vierza melaporkan ke kepolisian. Ia lebih memilih untuk menyelesaikan secara kekeluargaan dan memaafkan perbuatan si pelaku dengan pertimbangan rasa iba Vierza lantaran si pengasuh merupakan tulang punggung keluarganya setelah suaminya hanya bekerja serabutan.

Pengalaman itu pun membuat Vierza trauma dan sementara waktu tidak akan menggunakan jasa pengasuh dan akan menitipkan anaknya sementara kepada orang tuanya.

"Kemungkinan pakai jasa pengasuh lagi, tapi enggak dalam waktu dekat ini. Sekalipun pakai jasa itu, saya harap mereka bisa jujur sama saya. Dan untuk kondisi Great, saat ini sedang pemulihan dari efek obat itu. Soalnya kata dokter kemungkinan obat itu dikasih melebihi dosis," katanya. (hty)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya