BMKG Pasang 10 Alat Peringatan Dini Gempa di Banten 

Petugas BMKG melakukan pemantauan cuaca (Foto ilustrasi)
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

VIVA – Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyerahkan secara simbolik sensor sistem peringatan dini gempa EEWS (Earthquake Early Warning System) kepada Pemprov Banten dan Pemkab Pandeglang kemarin. 

BMKG Prakirakan Mayoritas Indonesia Diguyur Hujan Hari Ini, Intip Daerahnya

Penyerahan sensor EEWS kepada Pemkab Pandeglang diterima oleh Bupati Pandeglang Irna Narulita, di sela-sela kegiatan simulasi evakuasi mandiri tsunami di Shelter Tsunami, Labuan, Pandeglang, Banten.

Dalam kesempatan itu, Dwikorita juga menyempatkan untuk meninjau salah satu lokasi instalasi sensor EEWS yang terletak di Kompleks Pelabuhan Labuhan, Pandeglang, Banten.

BMKG Prediksi Hujan di Banyak Wilayah pada Hari Pilkada Serentak

Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami Rahmat Triyono, mengatakan dalam tahap awal ini sebanyak 10 sensor EEWS akan dipasang di wilayah Provinsi Banten, guna mendeteksi secara dini gempa kuat yang bersumber di zona megathrust selatan Jawa Barat, Banten, Selat Sunda, serta sesar aktif di daratan.

Rahmat menuturkan, BMKG kini memasuki era baru melakukan lompatan kemajuan dengan pengoperasian peringatan dini gempa bumi di Indonesia (Indonesia Earthquake Early Warning System-InaEEWS). 

Biar Tak Hujan saat ke TPS, Pemprov Jakarta Siapkan Rekayasa Cuaca di Hari Pilkada

”Sistem ini akan memberikan informasi lebih dini sekitar 15 sampai 30 detik sebelum dirasakan guncangan  gempa kuat melanda suatu kawasan,” ujar Rahmat di dalam keteranganya di Jakarta, Kamis, 15 Agustus 2019. 

Ia menjelaskan, sistem ini tidak saja bermanfaat bagi masyarakat untuk bertindak lebih cepat menyelamatkan diri dari gempa tetapi dapat mengamankan objek vital berbasis respon instrumen, misalnya sistem transportasi cepat dan industri penting dapat dinon-aktifkan (shut down) beberapa detik lebih awal sebelum gempa menibulkan kerusakan. 

Lebih lanjut, kata dia, sistem ini tidak bertujuan untuk meramal kapan terjadi gempa, tetapi lebih kepada memberi peringatan kepada masyarakat bahwa akan terjadi gempa signifikan dalam hitungan beberapa detik hingga beberapa puluh detik ke depan. 

”BMKG berpandangan bahwa peringatan dini gempa meskipun dalam hitungan detik sebelum terjadi gempa akan sangat berarti untuk menyelamatkan nyawa manusia dan infrastruktur penting,” tuturnya.

Menurut dia, bahwa konsep dasar EEWS menggunakan "end to end" system, yang mampu memberikan peringatan dini gempa kuat kepada masyarakat. (ren)

Ilustrasi/Hujan lebat dan petir

BMKG Prakirakan Sejumlah Daerah Dilanda Hujan Lebat Disertai Petir

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika memprakirakan potensi hujan akan turun dengan intensitas tinggi disertai petir dan angin kencang di sebagian besar kota.

img_title
VIVA.co.id
29 November 2024