Sudah 400 Hektare Lahan di Gunung Ciremai Terbakar
VIVA – Proses pemadaman kebakaran di puncak Gunung Ciremai, Kuningan, Jawa Barat, masih terus dilakukan oleh petugas gabungan bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jawa Barat, Sabtu, 10 Agustus 2019.
Pemadaman hari ini merupakan hari kedua dengan menggunakan helikopter water bombing. Dari pantauan, sudah sejak pagi helikopter pembawa air dipersiapkan untuk melakukan pemadaman di puncak gunung.
Menurut Staf Kedaruratan BPBD Kabupaten Kuningan, Yayat Sudrajat, setidaknya sudah lebih dari 450 hektare lahan di Gunung Ciremai yang terbakar. Selain menggunakan helikopter, pemadaman juga dilakukan secara manual oleh tim gabungan untuk menghalau api agar tak meluas.
"Pemadaman dengan heli warter bombing kembali kita lanjutkan. Sejak Rabu lalu, lahan yang terbakar diperkirakan sudah mencapai 400 hektare lebih," katanya.
Yayat menjelaskan, pemadaman dengan menggunakan helikopter memang sempat mengalami kendala pada Jumat siang kemarin. Cuaca yang kurang baik menyebabkan pemadaman melalui udara tidak berjalan dengan maksimal.
"Sabtu pagi ini cuaca kelihatan sangat mendukung. Kami kembali lanjutkan pemadaman dari udara. Heli yang kami gunakan jenis bell 412 milik BNPB," kata Yayat.
Dari hasil pengamatan dan pengumpulan data-data di lapangan hingga Jumat sore kemarin, titik api berada pada ketinggian 2.500 sampai 2.950 meter. Lokasi ini tidak jauh dari puncak Gunung Ciremai. Api juga menyebar ke arah timur di atas Blok Sanghiyang Ropoh.
Guna mengatasi kebakaran meluas, rencananya satu helikopter akan dikerahkan lagi untuk melakukan pemadaman di Gunung Ciremai wilayah Majalengka.
"Rencana akan ada satu lagi helikopter untuk melakukan pemadaman dari wilayah Majalengka. Jadi ada dua helikopter, ditambah ratusa petugas gabungan dan relawan yang melakukan pemadaman secara manual," kata pilpt helikopter water bombing, Capten Agus Rustamadji
Diharapkan proses pemadaman dengan heli water bombing ini dapat membatu upaya pemadaman kebakaran di hutan Gunung Ciremai yang terjadi sejak Rabu lalu. Pantauan darat menyebutkan angin bertiup kencang ke arah utara. Proses pemadaman melalui jalan darat memang lebih sulit dilakukan karena medan yang terjal dan api yang berada di lembah-lembah gunung.
Laporan: Erfan Septyawan/ tvOne Kuningan