Fahri Hamzah Ungkap 2 Strategi Hadapi Pandemi COVID-19

Fahri Hamzah.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Lilis Khalis

VIVA – Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Partai Gelora, Fahri Hamzah, mengungkapkan ada dua strategi agar masyarakat dapat bersatu untuk menghadapi pandemi virus corona atau COVID-19 di Indonesia. 

How an App Became Indonesia's Essential Weapon Against Covid-19

Fahri menganggap pemerintah harus dapat menjelaskan kepada rakyat bagaimana akhir dari pandemi ini. Apakah akan ada saatnya berhenti menular atau memang virus ini akan terus ada, pemerintah harus menjelaskan dengan baik kepada rakyat. 

"Penting untuk diajukan para pejabat kalian mau akhir ini kapan jadinya sampai kapan jangan dianggap ini akan menular dan ada terus dan tidak berhenti atau kalau memang berfikir ini tidak akan berhenti ayo kita ngomong bahwa ini tidak akan berhenti. Kita kasih tahu masyarakat, kita hidupnya memang begitu sekarang disebut dengan new normal. Tapi harus ada kejelasan tentang ini A sampai Z tadi perkaranya itu apa dan Berapa lama kita akan deal dengan ini," ucap Fahri saat live di Instagram @vivacoid, Senin, 6 Juli 2020.

Partai Gelora Optimis Anis dan Fahri Bisa Bantu Prabowo Subianto Wujudkan Cita-citanya

Jika memang sudah dianggap jelas, pemerintah harus membangun kelembagaan untuk menghadapi efek yang ditimbulkan dari COVID-19. Mulai dari gelombang PHK, kemiskinan, bisnis yang jatuh, semua harus dapat ditangani. 

"Nah baru yang terakhir tentang kepemimpinan krisis yang saya anggap agak kurang dikita ini kita kurang membangun kemungkinan krisis kita harus bersyukur dengan krisis kaya begini tuhan kasih kita jalan untuk kita bersatu dalam situasi kaya gini. Harusnya ya kita ngomong ke rakyat kita krisis kita perang menghadapi sesuatu yang tidak nampak sebagai musuh kita gabung kita bersatu sekarang kita hadapi kenyataan ini," sambungnya. 

Harvey Moeis Klaim Dana CSR Smelter Swasta Dipakai untuk Bantuan COVID-19

Fahri menyebutkan ada dua strategi agar pemerintah dapat membangun persatuan masyarakat untuk menghadapi pandemi dan krisis yang ditimbulkannya. 

"Ada dua yang saya anggap sebagai strategi yang saya sering saya katakan ya strategi negara, yang pertama itu memanfaatkan presidensialisme membuat kekuasaan presiden itu ada di tempat yang tinggi sehingga dia bisa memberikan komando dia bisa memberikan arahan kepada seluruh bangsa," ucapnya. 

Presiden harus menjadi pemersatu disaat menteri-menteri sedang berdebat dengan lembaga lain seperti DPR. Namun, Fahri menganggap pada konsep presidensialisme ini kabinet saat ini tidak siap. 

"Kedua itu fakta bahwa kita ini adalah negara otonomi dan negara kepulauan wah itu perangnya enak banget itu sebab itu bisa kita kurung di 17.000 pulau itu kita tidak izinkan dia (virus) keluar kita habisi di pulau itu," katanya. 

Pada strategi yang kedua ini, langkah awal yang perlu dilakukan adalah tracing dan mapping. Melacak dimana virus itu ada, lalu kemudian mempersiapkan infrastruktur dengan memperkuat puskesmas. 

Saya mengundang pemerintah memperkuat puskesmas itu pekerjaan yang tidak susah, satu pcr satu kecamatan itu cuma Rp1 miliar, kalau Kecamatan kita dan desa yang ada rangkap-rangkap Puskesmas di dalamnya ada 10.000 kita hanya perlu Rp10 triliun itu amat sangat kecil dibandingkan Rp900 triliun," paparnya. 

Fahri mengatakan mulai desa hingga kota harus bersiaga dan bersatu untuk menghadapi pandemi COVID-19 yang saat ini kasusnya masih terus bertambah di Indonesia. 

"Kemudian pemimpin memberitahu kepada masyarakat ini loh new normal bersihkan tangan kita pakai itu, apa namanya undang itu ustad-ustad, pemuka agama, kebersihan sebagian daripada iman, cuci tangan, berwudhu, berkumur, bersikah rongga hidung, jangan lupa bersihkan badan, bersihkan juga rumah, bersihkan semua halaman rumah itu sehingga semua kuman pergi dari Indonesia untuk kapan, untuk seterusnya bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang sehat dan punya daya tahan yang kuat," pungkasnya. 

Baca juga: Deretan Politisi PDIP yang Pernah Menangis Selain Risma

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya