Rizal Ramli: Kondisi Ekonomi, Sosial Parah Cerminan Kepemimpinan Payah
- VIVA/Anwar Sadat
VIVA – Indonesia masih menghadapi Pandemi Virus Corona COVID-19, berbagai upaya terus dilakukan untuk menangani persoalan ini.
Kasus konfirmasi positif COVID-19 di Indonesia pada Kamis 2 Juli 2020 kembali bertambah. Tercatat ada penambahan kasus sebanyak 1.624 kasus. Sehingga total kasus konfirmasi positif hingga saat ini di tanah air sudah mencapai 59.394 kasus.
"Hari ini sebanyak 23.519 spesimen telah diperiksa baik melalui real time PCR maupun TCM. Sehingga total spesimen yang telah diperiksa hingga saat ini mencapai 849.155 spesimen. Dari pemeriksaan ini kasus positif naik menjadi 1.624 orang. Sehingga totalnya adalah 59.394 orang," kata Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19, Achmad Yurianto di Gedung BNPB Jakarta, Kamis 2 Juli 2020.
Yuri menjelaskan dari data tersebut diketahui jumlah pasien yang sembuh dari COVID-19 di tanah air juga kembali bertambah. Tercatat hari ini ada penambahan kasus sembuh sebanyak 1.072 orang. Sehingga total kasus pasien sembuh dari COVID-19 di Indonesia mencapai 26.667 orang. "Gambaran ini menunjukkan kasus sembuh akan terus bertambah dari waktu ke waktu," kata Yuri.
Menanggapi situasi Indonesia saat ini, mantan Menko Kemaritiman yang juga Ekonom Senior, Rizal Ramli buka suara. Kondisi saat ini memerlukan operasi besar, terlebih dalam menangani kondisi ekonomi maupun sosial.
"Kondisi ekonomi, sosial, pandemik yg parah, cerminan dari kelemahan kepemimpinan dan kapasitas yg payah, sebetulnya memerlukan operasi besar (overhaul) tetapi akan diselesaikan hanya dengan ‘facial treatment’. Jauh panggang dari api," tulis Rizal Ramli di akun Twitternya dikutip VIVA, Jumat 3 Juli 2020.
Untuk kasus meninggal akibat COVID-19 kemarin juga bertambah sebanyak 53 orang. Sehingga total kasus meninggal akibat COVID-19 di Indonesia mencapai 2.987 orang.
Sedangkan tercatat ada sebanyak 13.359 Pasien Dalam Pengawasan (PDP). Dan tercatat sebanyak 40.778
Orang Dalam Pemantauan (ODP) di tanah air hingga hari ini.
"Ini harus menjadi perhatian kita bersama bahwa melaksanakan protokol kesehatan yang ketat dan disiplin adalah upaya yang bisa kita lakukan untuk memutus rantai COVID- 19. Dengan implementasi protokol kesehatan kita akan aman terlindung dari penularan dan kembali bisa produktif lagi yang saat ini disebut new normal," kata Yuri.
Baca juga: Fahri Hamzah: Dapur Istana Kacau, Jokowi Dikasih Data yang Salah