90 Persen Kasus Baru COVID-19 Surabaya dari Kalangan Menengah Atas
- VIVA/Nur Faishal
VIVA – Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, mengatakan penularan COVID-19 di kotanya belakangan ini sebagian besar terjadi di lingkungan warga dengan perekonomian menengah ke atas. Hal ini disampaikan Risma saat memberikan bantuan alat pelindung diri di Fakultas Airlangga.
Meski tren kasus COVID-19 di ibu kota Jawa Timur itu sudah mulai menunjukkan penurunan, namun masih ada peningkatan jumlah pasien corona di Surabaya dari kalangan menengah atas. Peningkatan khususnya terjadi di kawasan perumahan, bahkan jumlahnya mencapai 90 persen dari penambahan kasus yang ada.
"Kita lagi telusuri apakah itu berkaitan dengan pekerjaannya atau berkaitan dengan apa begitu. Sekarang yang naik itu hampir relatif 90 persen ya dari kalangan menengah ke atas," kata Risma, dalam video di akun Youtube tvOneNews.
Risma menyebut saat ini justru penularan virus corona di wilayah perkampungan sudah mulai bisa ditekan, lewat program Kampung Tangguh. Untuk itu, dia sudah meminta para camat dan lurah, untuk membagikan surat edaran ke tiap rumah, agar warga tahu bahwa mereka harus melakukan tindakan pencegahan penularan.
Menurut data Kementerian Kesehatan per 1 Juli, jumlah penambahan kasus COVID-19 di Surabaya masih menduduki posisi tertinggi kedua se-Indonesia. Penambahan kasus corona tercatat sebanyak 185 kasus, sementara pasien meninggal dunia tertinggi yakni 33 orang.
Baca juga:Â Jawa Timur dan DKI Jakarta Catat Angka Kematian Tertinggi COVID-19