667 Gempa Tektonik di Indonesia Hanya dalam Bulan Juni 2020
- BMKG
VIVA – Kepala Pusat Gempa bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Rahmat Triyono mencatat, selama bulan Juni 2020 terdapat 667 gempa tektonik dengan magnitudo dan kedalaman yang bervariasi.
“Jumlah ini meningkat dibandingkan pada bulan sebelumnya Mei 2020 sebanyak 557 kali,” kata Rahmat melalui keterangannya di Jakarta, Rabu, 1 Juli 2020.
Ia menyampaikan, gempa signifikan terjadi pada bulan ini sebanyak 16 kali dengan magnitudo lebih dari 5,0. Jumlah ini lalu meningkat pada bulan sebelumnya yakni sebanyak 13 kali.
Pantauan BMKG selama bulan Juni 2020 ini, gempa merusak sebanyak dua kali, yakni gempa Aceh-Sabang pada 4 Juni 2020 lalu. Kekuatan M4,8 merusak beberapa rumah, sedangkan pada tanggal yang sama di Maluku, gempa M6,8 merusak ratusan rumah.
"Gempa M6,8 yang terjadi di Maluku Utara ini dipicu oleh subduksi Lempeng Laut Filipina. Kerusakan ratusan rumah terjadi di Pulau Morotai, Maluku Utara," ujarnya.
BMKG menganalisis sejumlah gempa tektonik tersebut berada di zona aktif gempa wilayah Aceh-Sabang, Bengkulu, Lampung, selatan Banten dan Jawa Barat, selatan Jawa Timur, Bali, Lombok, Sumbawa, Sumba, Banda, Palu, Poso, Morowali, Maluku Utara, Sulawesi Utara, Mamberamo dan Papua.
Oleh karena itu sebagai bagian upaya peringatan dini BMKG mengoperasikan 372 sensor seismograf. Pihaknya masih akan melakukan pembangunan 39 lokasi pada 2020 dan 29 lagi pada tahun depan.
Di samping itu, lanjut dia, BMKG juga mengoperasikan 590 peralatan penyebarluasan informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami yang terdiri dari DVB (205), WRS (70) dan WRS NewGen-Realtime (315) yang dipasang pada 2019.
Sejumlah perangkat bagian dari sistem peringatan dini tersebut dibutuhkan mengingat wilayah nusantara yang berisiko tinggi gempa bumi. Pusat Studi Gempa Nasional (Pusgen) merilis sumber gempa di Indonesia mencapai 295. Sebanyak 242 sumber gempa baru yang teridentifikasi menambah 53 sumber gempa yang sebelumnya terpetakan pada tahun 2010.
Berdasarkan data InaRISK, Indonesia memiliki potensi bahaya gempa bumi dengan kategori sedang hingga tinggi. Wilayah Indonesia yang berpotensi bahaya mencakup lebih dari 52 juta hektare sedangkan populasi yang terpapar hingga lebih dari 86 juta jiwa.
Baca juga: HUT Bhayangkara, Jokowi Ingatkan Polisi Keselamatan Rakyat yang Utama