Ketua Komisi Dakwah MUI Kaget Rapid Test Dipungut Biaya Rp400 Ribu
- Twitter: Cholil Nafis
VIVA – Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, Cholil Nafis mengaku bingung harus dikenakan biaya rapid test sebesar Rp400 ribu ketika mau ke Malang melalui Airport Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.
Maka dari itu, Cholil mempertanyakan kemana lari uang Rp405 triliun sekarang naik menjadi Rp667 triliun yang dialokasikan pemerintah untuk penanganan wabah corona COVID-19. Padahal, anaknya ingin balik ke pondok pesantren.
“Ini anak-anak santri mau balik ke pesantren harus rapit tes masih bayar. Lah anak saya minggu lalu mau ke Malang untuk lulusan sekolahnya, di Airport Halim harus rapid tes bayar 400 ribu. Bener nih? Serius nanya, kemana uang kita sebanyak itu ya?,” tulis Cholil di Twitter yang dikutip Rabu, 24 Juni 2020.
Menurut dia, negara yang berhasil menangani COVID-19 karena rajin rapid tes lalu mengontrol pergerakan PDP, ODP dan OTG. Tapi di Indonesia, kata dia, masyarakat bayar untuk rapid tes dan itu hanya berlaku 3 hari. Maka, perlu deteksi dari dini apalagi untuk santri yang mau berkerumun.
“Kalau di pesantren ada 1 yang kena akan mudah menyebar. Jika dari awal steril maka bisa jadi contoh ‘karantina suci’ bagi generasi kini. Prioritas duit yang hampir 1000 T itu untuk apa? Kalau yang mendasar saja rakyat tak kebagian. Rakyat di sektor informal sudah 2 bulan tak bekerja,” ujarnya.
Cuitan Kiyai Cholil langsung direspon oleh Staf Khusus Menteri Keuangan, Yustinus Prastowo. Ia menyampaikan terima kasih atas saran dari teman-teman Nahdlatul Ulama (NU) yang sudah diterima dengan baik, dan lagi dibahas formulasinya.
“Pemerintah sangat mengapresiasi dan akan mendukung dg kebijakan yang tepat. Salam hormat Pak Kyai,” tulis Prastowo.
Baca juga: Dewas KPK Proses Laporan soal Firli Bahuri Tumpangi Helikopter Mewah