Silang Pendapat Pemkot Surabaya dan Gugus Tugas Jatim soal Data Corona
- youtube.com/ tvOneNews/
VIVA – Pemerintah Kota Surabaya kembali melempar isu dengan menyampaikan bahwa data kasus Corona COVID-19 yang diumumkan banyak yang keliru. Banyak data kasus Corona Surabaya menurut pemkot sebetulnya dari luar kota pahlawan. Bahkan dianggap bisa jadi kekeliruan itu 50 persen dari total kasus.
Pemerintah Provinsi Jawa Timur membantah tudingan tersebut. "Pemerintah provinsi tidak akan melakukan informasi berupa data yang tidak didasari oleh satu, kondisi lapangan, kedua data itu diolah oleh pakar-pakar. Jadi, tidak mungkin (data kasus Corona keliru)," kata Sekretaris Daerah Provinsi Jatim Heru Tjahjono pada Kamis, 18 Juni 2020.
Heru menjelaskan, data kasus Corona yang diumumkan Gugus Tugas COVID-19 Jatim berdasarkan gabungan data yang sudah dikroscek terlebih dahulu. Data itu berdasarkan laporan dari Dinas Kesehatan kabupaten/kota kemudian dikroscek di lapangan dibantu oleh BNPB. "Jadi, tidak mungkin (keliru data seperti tudingan Pemkot Surabaya)," ujarnya.
Sebelumnya Pemkot Surabaya meragukan validitas data kasus positif Corona di Surabaya yang diumumkan oleh Pemprov JatimKekeliruan data tersebut bahkan disebut pemkot hingga 50 persen. Tudingan itu disampaikan Koordinator Bidang Pencegahan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Surabaya, Febria Rachmanita alias Feny dalam keterangan tertulis diterima wartawan pada Rabu, 17 Juni 2020.
“Jadi pernah saya dapat angka 280 confirmed dari provinsi, itu setelah kita teliti ternyata hanya 100. Setelah kita cek lihat (lapangan) ternyata (sisanya) itu bukan orang Surabaya. Sudah ditelusuri oleh Puskesmas orangnya tidak ada di tempat (alamat) itu,” ujar Feny.
Ia menyatakan bahwa beberapa hari terakhir data confirmed COVID-19 warga Surabaya yang diterimanya dari Gugus Tugas Provinsi Jatim setelah di-tracing ternyata tidak sesuai fakta di lapangan. Misalnya, pada tanggal 14 Juni 2020, data yang diterima sebanyak 180 kasus confirmed warga Surabaya, namun setelah dicek di lapangan hanya 80 orang.
Kemudian pada tanggal 15 Juni 2020, data confirmed yang diterima 280 orang, dan setelah dicek hanya 100. Lalu pada tanggal 16 Juni 2020, pihaknya menerima data 149 kasus terkonfirmasi warga Surabaya dan setelah dicek ternyata hanya ada 64 orang.
"Kita lakukan pengecekan. Begitu kita dapat data dari provinsi, puskesmas akan mencari apakah benar orangnya ada di situ, apakah benar orang itu tinggal di situ, apakah benar alamat itu ada,” kata Feny.
Baca juga: Aduh, Akun Instagram Vina Gangbang Porno Garut Hidup Lagi