Divonis Mati, Cerita Perjalanan Aulia Kesuma Tega Habisi Suami
- Dok Humas Polda Metro
VIVA – Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan telah memvonis dua terdakwa pembunuhan, yakni Aulia Kesuma bersama anaknya Geovanni Kelvin dengan hukuman mati. Hakim menilai perbuatan terdakwa sangat kejam dan sadis, karena mereka membunuh dan membakar jasad korban.
Sidang agenda pembacaan putusan dilakukan secara teleconference, yang diketuai oleh Hakim Suharsono. Aulia dinyatakan bersalah lantaran membunuh suami dan anak tirinya, Edi Chandra Purnama atau Pupung Sadili (54) dan M. Adi Pradana alias Dana (23). Alasan Aulia membunuh Pupung dan Dana karena terlilit utang.
Kuasa Hukum Terdakwa, Firman Sandra mengapresiasi apapun yang diputuskan oleh majelis hakim terhadap terdakwa Aulia dan Kelvin. Namun, ia secara terus terang melihat hukuman yang dijatuhkan majelis hakim kepada terdakwa terlalu berat. Sebab, semua negara telah menghapuskan yang namanya hukuman mati.
"Kita akan melakukan upaya hukum berikutnya, baik banding, kasasi, PK dan terakhir kita minta grasi kepada Presiden," kata Firman seperti dilansir tvOne pada Selasa, 16 Juni 2020.
Mari tengok kembali cerita singkat kasus pembunuhan sadis yang dilakukan Aulia kepada suami dan anak tirinya, sebagaimana dirangkum oleh VIVA.
Baca juga:Â Daftar 92 Wilayah Kabupaten Kota Zona Hijau COVID-19
Aulia menyewa pembunuh bayaran untuk menghilangkan nyawa suami dan anak tirinya, yakni Pupung (54) dan Dana (23). Korban dibunuh dengan cara diracun dan dibakar, alasannya karena masalah utang. Aulia sebagai otak pembunuhan terlilit utang sampai Rp10 miliar, sebab usaha restoran yang dijalaninya bangkrut dan menyisakan utang di bank.
Aulia terpaksa membunuh Edi karena pembayaran utang sudah jatuh tempo, tapi korban tak mau membantu melunasi. Jika dua rumah milik Edi disita, Aulia takut suaminya akan sangat marah kepadanya. "Saya sudah dikejar waktu banget, karena kalau Pak Edi tahu rumahnya bakal disita, itu benar-benar (marah)," katanya, seperti dikutip dari VIVAnews.
Tapi, Aulia memberikan pengakuan yang mengejutkan sampai tega membunuh suami dan anaknya tersebut. Pertama, pembunuhan sudah direncanakan sejak Lebaran. Menurutnya, korban Edi menolak membantu melunasi utangnya dengan menjual dua rumah miliknya. Sehingga, Aulia putus asa lantaran tak bisa melunasi utang yang sudah jatuh tempo.
"Itu sejak waktu Lebaran, saya sudah enggak kuat karena itu uang sudah benar-benar habis. Jadi, sisa uang bank itu, Pak Edi ngerasa saya masih ada (uang)," katanya pada Selasa, 3 September 2019.
Pinjaman uang Rp10 miliar
Berdasarkan pengakuan Aulia, pinjaman uang sebesar Rp10 miliar itu digunakan untuk usaha restoran yang merupakan keinginan sang suami. Namun, pinjaman tersebut menggunakan namanya. Karena, nama suaminya sudah masuk daftar hitam perbankan.
Utang tersebut dipinjam pada 2013 dari Bank Mandiri sebesar Rp700 juta. Namun karena restoran itu bangkrut, Aulia membuka usaha warteg di kawasan Blok M. Sayangnya, utangnya di Mandiri membengkak karena bunga menjadi Rp1,3 miliar. Akhirnya, karena tak bisa membayar, dia meminjam uang ke International Finance sebesar Rp2,5 miliar, namun habis untuk membayar bunga.
"Setelah itu, pindah ke MMC, setelah ke MMC enggak bisa bayar juga karena sudah enggak ada penghasilan," ujarnya.
Selanjutnya, Aulia mengaku lega setelah membunuh suami dan anak tirinya. Akhirnya, Aulia menguasai dua rumah milik suaminya itu. Dengan begitu, rumah tersebut bisa disita bank untuk membayar utang. "Jujur maksudnya lega. Saya sempat mengucap Alhamdulillah. Dalam hati saya lepas dari utang saya yang begitu menghimpit saya. Rp200 juta per bulan itu cari dari mana?," ucap Aulia.
Namun, Aulia sebelum membunuh mengaku sempat melakukan hubungan intim dengan Edi. Pada Jumat malam, 23 Agustus 2019, sebelum eksekusi dilakukan, dia lebih dulu memenuhi hasrat seks suaminya.
Biasanya mereka melakukan hubungan suami istri tiga kali sepekan dan dilakukan pada pagi hari. Awalnya, Edi enggan melakukan hubungan seks pada malam itu, namun karena Aulia bilang pada Sabtu pagi, 24 Agustus 2019 tidak bisa maka akhirnya Edi pun mau melakukannya.
Usai berhubungan intim, Edi ke luar kamar dan memberi makan ikan, lalu menonton televisi dan main handphone. Aulia juga membuatkan jus yang dicampur dengan obat tidur. Setelah menunggu beberapa waktu, akhirnya efek obat itu bereaksi. Saat itulah, Edi dihabisi oleh orang bayaran Aulia.